WWF Indonesia Luncurkan Panduan Wisata Bahari Ramah Lingkungan

Reading time: 2 menit
Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Dalam rangka merayakan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2015 yang diperingati setiap tanggal 5 November, WWF Indonesia menghadirkan “Panduan Wisata Bahari Ramah Lingkungan Seri Mengamati dan Berinteraksi dengan Satwa Laut” sebagai panduan yang bijak bagi seluruh pelaku wisata. Peluncuran panduan ini sekaligus menjadi bagian dari Kampanye #BeliYangBaik yang digagas oleh WWF Indonesia.

Indarwati Aminuddin, Koordinator Pariwisata Bahari WWF Indonesia, menyampaikan bahwa panduan ini menghadirkan praktik-praktik terbaik berbasis lingkungan dalam aktivitas bahari yang melibatkan pengamatan dan interaksi dengan satwa laut di habitat alami. Bila tidak bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya laut, termasuk satwa di dalamnya, dapat berakibat pada menurunnya populasi satwa dan rusaknya ekosistem.

“Berlandaskan pada konsep konservasi, panduan yang disusun untuk mendukung tercapainya pariwisata bahari yang bertanggung jawab ini merangkum praktik-praktik yang disarankan juga dipilih melalui proses sistematik, mulai dari kajian pustaka, pengumpulan data lapangan, serta diskusi dengan kelompok praktisi wisata bahari, akademisi, dan pemerintah,” jelas Indar di Jakarta, Kamis (05/11).

Dengan peluang yang disajikan alam bagi kemajuan pariwisata bahari, lanjutnya, penting untuk memastikan interaksi dengan satwa laut secara bertanggung jawab. Hal ini agar pemanfaatan yang bijak dapat berlangsung dalam jangka panjang, meningkatkan daya tarik bagi wisatawan, dan bernilai lebih tinggi serta menghindari menurunnya populasi satwa laut sebagai obyek pariwisata bahari unggulan di Indonesia.

Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Turut hadir dalam acara tersebut Putri Indonesia 2005 yang juga pemilik resort di Raja Ampat, Nadine Chandrawinata. Nadine menyatakan bahwa kampanye dan panduan pariwisata yang bertanggung jawab masih sangat diperlukan, baik untuk para wisatawan maupun bagi para operator (pengusaha).

“Terkadang ada saja wisatawan nakal yang mau seenaknya, buang sampah juga sesukanya. Ada juga operator yang sengaja menawarkan wisata yang berisiko bagi mahkluk hidup bawah laut seperti terumbu karang maupun ikan-ikan. Makanya panduan ini sudah sangat bagus sekali,” katanya.

Panduan ini, lanjut Nadine, layak dibaca sebagai referensi wajib bagi operator wisata dan wisatawan. Wisatawan akan mendapatkan tips praktis bagaimana perilaku yang bijak, bersahabat dan bertanggungjawab sebagai wisatawan bagi masyarakat, laut dan ekosistemnya. Dengan memahami panduan ini, wisatawan akan memiliki informasi bagaimana memilih operator dan paket wisata yang tidak mengancam turunnya populasi satwa maupun rusaknya ekosistem laut.

“Dalam panduan tersebut, operator wisata diingatkan akan aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar wisata bahari yang diselenggarakan tidak berdampak negatif, misalnya teknik pengoperasian kapal dari sisi kecepatan dan jarak untuk pengamatan dan interaksi satwa laut,” pungkas Nadine.

Penulis: Danny Kosasih

Top