Antisipasi Cuaca Ekstrem, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

Reading time: 3 menit
Operasi modifikasi cuaca. Foto: BNPB
Operasi modifikasi cuaca. Foto: BNPB

Jakarta (Greeners) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lainnya. OMC memanfaatkan teknologi penyemaian garam di awan comulonimbus untuk mengendalikan curah hujan.

“OMC merupakan bagian dari upaya mitigasi BNPB untuk menghadapi potensi risiko bencana akibat cuaca ekstrem. Melalui OMC, kami berharap intensitas hujan dapat terkendali sehingga bisa mencegah banjir serta tanah longsor,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran pers yang diterima Greeners, Selasa (17/12).

Abdul menambahkan, indikator keberhasilan OMC terlihat dari adanya pengurangan curah hujan yang signifikan di wilayah target pada 11 Desember hingga 14 Desember 2024.

Operasi Modifikasi Cuaca Jadi Strategi Mitigasi

Sebelum pelaksanaan, tim BNPB bersama dengan BMKG dan BPBD mengadakan briefing mendalam untuk memastikan langkah-langkah yang mereka ambil tepat sasaran. Prediksi Global Forecast System (GFS), akan ada hujan dengan intensitas 14-32 mm per hari di Jawa Tengah. Khususnya, di daerah seperti Demak, Blora, Salatiga, dan Banjarnegara. OMC menjadi strategi mitigasi untuk mencegah dampak bencana yang lebih besar.

BMKG mengidentifikasi potensi curah hujan yang tinggi di wilayah Jawa Tengah, dengan intensitas yang bisa mencapai 50-120 mm per hari.

“Untuk menanggulangi hal ini, OMC berfokus di wilayah laut utara Jawa Tengah untuk mempengaruhi awan yang bergerak ke arah daratan, menghindari hujan lebat yang bisa meningkatkan risiko bencana banjir dan longsor,” ujar Abdul.

BACA JUGA: Operasi Modifikasi Cuaca Kurangi Intensitas Hujan hingga 67%

Pada Sabtu (14/12), tim OMC melakukan lima sorti penerbangan dengan pesawat Cessna Caravan 208B yang berangkat dari Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Semarang (Posko OMC di Jawa Tengah). Setiap penerbangan bertujuan untuk menyemai 1.000 kg NaCl powder pada ketinggian 10.000 hingga 12.000 kaki di atas permukaan laut. Hal itu untuk mencegah awan hujan yang akan mengarah ke wilayah daratan. Total waktu dalam lima sorti penerbangan tersebut adalah 10 jam 39 menit.

Penyemaian awan ini berhasil mengurangi risiko hujan intens di daerah-daerah seperti Jepara, Pati, Kudus, Demak, dan Semarang, yang semula diprediksi akan mengalami curah hujan hingga 50-120 mm/hari. Setelah intervensi OMC, curah hujan di wilayah tersebut turun menjadi hanya 5-20 mm/hari. Artinya, pengurangan curah hujan sekitar 70%.

“Dampak positif ini kami harap dapat menurunkan potensi bencana banjir dan longsor di wilayah tersebut,” imbuhnya.

Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: Freepik

Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: Freepik

OMC Efektif Mengurangi Curah Hujan

Selama operasi berlangsung, BNPB memastikan kelancaran kegiatan dengan terus memantau jalannya operasi, termasuk pengecekan bahan semai dan memastikan prosedur administrasi terpenuhi. Tim OMC bekerja secara terintegrasi dengan BPBD setempat dan BMKG untuk memantau kondisi cuaca dan perkembangan awan secara real-time.

“Data dari pemantauan cuaca serta laporan kejadian bencana dari daerah terdampak menjadi acuan utama dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam operasi ini. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap tindakan y tetap relevan dan sesuai dengan kondisi yang berkembang di lapangan,” ujar Abdul.

Selain itu, OMC juga terlaksana di wilayah Jawa Barat pada Sabtu (14/12) untuk menangani potensi bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir, gelombang ekstrem, dan tanah longsor. Tim OMC berhasil mengurangi intensitas hujan di wilayah rawan bencana seperti Sukabumi dan Cianjur.

Berdasarkan analisis BMKG, curah hujan yang diprediksi di wilayah tersebut awalnya 70 hingga 150 mm/hari. Namun, setelah penyemaian awan, intensitas hujan di daerah tersebut berhasil berkurang menjadi 5 hingga 30 mm/hari, dengan pengurangan curah hujan hingga 60%.

Upaya Mitigasi Bencana Terus Berjalan

OMC di Jawa Barat berfokus di wilayah selatan Sukabumi dan daerah rawan bencana lainnya, dengan tujuan mengurangi intensitas curah hujan yang dapat memicu bencana. Hasilnya, setelah modifikasi cuaca, curah hujan di wilayah tersebut berhasil turun dan terfokus di wilayah selatan laut Provinsi Jawa Barat, serta mengurangi risiko bencana di daratan.

Untuk pelaksanaan OMC di Jawa Barat, pesawat Cessna Caravan 208B yang digunakan untuk penyemaian awan berangkat dari Posko OMC di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta. OMC mereka lakukan di wilayah selatan Sukabumi dan sekitarnya.

“Penyemaian awan berfokus di perairan selatan untuk menghindari curah hujan yang dapat meningkatkan risiko bencana di daratan,” ujarnya.

Sejauh ini, menurut Abdul, OMC terbukti efektif dalam mengurangi curah hujan yang berisiko menyebabkan bencana banjir dan longsor. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen bersama pemerintah untuk terus meningkatkan upaya mitigasi dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Selain itu, OMC juga dapat mengurangi potensi risiko bencana hingga periode Natal dan tahun baru nanti.

 

Penulis: Indiana Malia

Top