Eco Enzyme Jadikan Sampah Organik Bermanfaat

Reading time: 2 menit
Proses pembuatan eco enzyme. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Sampah organik dapat menambah beban di tempat pembuangan akhir (TPA) jika tidak dikelola dengan baik. Mengubah sampah organik melalui fermentasi menjadi eco enzyme bisa menjadi solusi mengatasi penumpukkan sampah, bahkan membantu mengurangi emisi di udara.

Eco enzyme merupakan hasil fermentasi sampah organik seperti ampas kulit buah dan sayuran, gula (gula merah atau gula tebu), dan air. Setelah fermentasi, warnanya akan berubah menjadi cokelat tua dan memiliki aroma asam manis yang kuat. Sebanyak 54 % komposisinya berasal dari sampah organik.

Proses fermentasi berlangsung selama 90 hari. Fermentasi menghasilkan alkohol di bulan pertama, bulan kedua menghasilkan cuka, dan enzim dihasilkan di bulan ketiga. Dalam fase ini eco enzyme dapat disaring dan dipanen.

Sampah organik yang menjadi eco enzyme ini dapat membantu mengurangi emisi gas karbon dioksida yang berasal dari aktivitas manusia. Proses fermentasi akan melepaskan gas ozon (O3) dan mengurangi kadar karbon dioksida (CO2).

Ketua Eco Enzyme Nusantara Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, Ketut Budiyanto mengatakan, eco enzyme memiliki banyak manfaat salah satunya bisa memperbaiki kualitas udara, air, dan pupuk pertanian.

“Manfaat eco enzyme sangat bagus disemprot ke udara, bisa kurangi emisi, suhu bumi, dan berfungsi untuk membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada di udara, dia akan terurai,” kata Ketut kepada Greeners di Jakarta, Senin (10/7).

Beberapa daerah pun telah melakukan penyemprotan eco enzyme ke udara. Misalnya di wilayah Bandung, Klaten, dan Denpasar. Beberapa kegiatan tersebut digelar sebagai langkah meningkatkan kualitas udara dan memperbaiki lapisan ozon.

Selanjutnya, pada masa pandemi Covid-19, komunitas yang Ketut miliki ini juga telah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia untuk menyemprotkan cairan serbaguna ini ke udara sebagai pengganti desinfektan.

Eco Enzyme Cairan Serbaguna

Sebagai cairan serbaguna, manfaatnya beragam dalam kehidupan sehari-hari seperti sabun cuci baju, pembersih toilet, dan pembersih alat dapur. Tak sekadar itu, cairan ini juga berguna untuk pupuk pertanian dan obat luka.

“Manfaat kalau untuk pertanian ini bagus untuk mengurai zat-zat kimia di lahan. Sebab, selama ini pertanian menggunakan pupuk kimia itu kan merusak tanah, eco enzyme mengurangi kimia di tanah itu. Sehingga tanah lebih subur,” tambah Ketut.

Penemu eco enzyme, Rosukon Poompanvong mengemukakan, cairan serbaguna ini bisa menjadi penyubur tanah tandus dan menambahkan kesuburuan tanah.

Nusa Tenggara Timur yang kondisinya gersang dan tandus kini bisa menghasilkan buah dan sayur yang subur berkat cairan serbaguna ini. Ketut menambahkan, cairan serbaguna ini tersebut telah digunakan sebagai pupuk di sana.

perhutanan sosial

Masyarakat mengelola lahan pertanian. Foto: pxhere.com

Pembuatannya Mudah

Pembuatan cairan serbaguna ini sangat mudah. Alat dan bahan juga cukup sederhana seperti wadah yang lebar, sampah organik sayur dan buah, air, serta gula (gula merah atau gula tebu).

Fermentasinya menggunakan formula perbandingan kulit buah, gula dan air adalah 3:1:10. Pertama masukkan bahan organik yang telah dicuci bersih ke dalam wadah. Kemudian isi air sebanyak 60 % dan air tersebut akan dibagi 10 untuk mengetahui jumlah gula yang akan kita gunakan.

Selanjutnya, masukkan gula merah yang telah dicincang, lalu tekan-tekan bahan organiknya dan tutup rapat. Pastikan tutup wadah rapat dan simpan di tempat yang sejuk.

Ketut menyarankan, gunakan minimal lima bahan organik atau kulit buah dan sayur. Jika akan kita gunakan untuk pertanian, sebaiknya menggunakan bahan organik sayuran.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : Ari Rikin

Top