Menteri Luhut: Konversi Sampah Menjadi Energi, Solusi Atasi Sampah di Indonesia

Reading time: < 1 menit
luhut

Jakarta (Greeners) – Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama melindungi laut dari sampah. Salah satu alternatif solusi untuk menangani masalah ini adalah dengan mengonversi sampah menjadi sumber energi.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang giat melakukan pengelolaan sampah menjadi sumber energi listrik sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah. Pemerintah, katanya, akan mendukung upaya-upaya untuk mengurangi dampak negatif dari sampah melalui pemberian insentif.

BACA JUGA: Pengelolaan Sampah, BPPT Tawarkan Teknologi Pemusnahan Sampah

“Negara-negara Eropa telah menyatakan siap berinvestasi di bidang ini. Pemerintah akan memberikan insentif, dimana listrik dari sampah akan dihargai 13-16 sen per Kwh, lebih tinggi dari listrik batubara yang sembilan sen per Kwh,” kata Luhut saat membuka konferensi Serpihan Plastik Laut Indonesia di Jakarta, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Rabu (02/11).

Lebih lanjut Luhut menjelaskan bahwa salah satu mesin insulator yang merupakan sumbangan Dubes Denmark saat ini berada di Semarang dengan kapasitas 1,3 MW. Nantinya menyusul di Solo dengan kapasitas 7,5 MW dan di tujuh kota lain seperti yang sudah diputuskan pada rapat kabinet. Ia juga menyebutkan tujuh kota tersebut termasuk Jakarta dan Surabaya.

BACA JUGA: Pencemaran Laut, Persoalan Dasar Sampah Belum Terjawab

Keberadaan mesin-mesin insulator tersebut, lanjutnya, terbukti telah membantu pemerintah setempat menyelesaikan masalah sampahnya. Ia memberi contoh di Solo setiap harinya sekitar 1.000 ton sampah diproses oleh alat tersebut. Listrik yang dihasilkan diharapkan dapat turut membantu PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.

“Dengan kemajuan teknologi, mesin pengolah sampah juga bisa menghasilkan air yang siap diminum. Saya agak ngeri-ngeri juga tentang hal ini. Akan tetapi, sekarang semua harus paralel karena ini menyangkut kesehatan generasi yang akan datang,” kata Luhut.

Penulis: Danny Kosasih

Top