Perlu Koreksi Besar dan Terobosan Nyata untuk Pengelolaan Hutan Indonesia

Reading time: < 1 menit
pengelolaan hutan
Dalam acara puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017, Presiden Joko Widodo meminta agar pengelolaan hutan Indonesia tidak monoton. Acara puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 berlangsung di Kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Rabu (02/08).

Jakarta (Greeners) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa pengelolaan hutan Indonesia jangan lagi berbasis pada rutinitas dan monoton. Presiden meminta kepada semua pihak untuk bisa memberikan terobosan yang inovatif agar pengelolaan hutan lestari bisa berjalan beriringan dengan peningkatan ekonomi.

“Jangan kita berpikir tentang rutinitas yang linier, tidak pernah membuat terobosan-terobosan, sehingga dalam sekian tahun ini pengelolaan hutan kita berada pada posisi yang monoton,” terangnya saat menghadiri puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 di Kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Rabu (02/08).

BACA JUGA: Menteri LHK Tegaskan Pengelolaan Lingkungan Tidak Lagi Dilakukan Secara Primitif

Alasan ia menyoroti soal pengelolaan hutan di Indonesia sendiri karena menurutnya, selama bertahun-tahun pengelolaan hutan di Indonesia tidak ada perubahan yang baik. Ia mengaku bahwa memang diperlukan sebuah koreksi besar agar terobosan pengelolaan hutan bisa terlaksana.

“Kita bisa lihat Swedia dan Finlandia dalam pengelolaan hutan. Enggak usah sulit-sulit, kita copy saja. Kita contoh, kita jadikan sampel. Kirim dari Kementerian LHK ke sana, kita pelajari biar ekonominya dapat, lingkungan juga dapat,” tegasnya.

BACA JUGA: KLHK Klaim Telah Membuka Data Kehutanan dan Dapat Diakses oleh Publik

Sebagai informasi, pada kesempatan tersebut, presiden juga membuka Rapat Kerja Nasional 2017, Pekan Nasional Perubahan Iklim dan Kemah Generasi Lingkungan untuk Konservasi yang juga dilaksanakan bersamaan dari tanggal 2 hingga 4 Agustus 2017. Selain itu, ia juga menyaksikan pemberian empat jenis penghargaan kepada perorangan, kelompok, kepala daerah serta sekolah yang turut berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan.

Empat penghargaan yang diberikan, yakni Kalpataru, Adipura, Adiwiyata dan Nirwasita Tantra. Penerima penghargaan Nirwasita Tantra, yakni Gubernur Jawa Timur, Gubernur Sumatera Barat, Gubernur DKI Jakarta, Bupati Malang, Bupati Dharmayasa, Bupati Sukoharjo, Wali Kota Surabaya, Wali Kota Balikpapan dan Wali Kota Bukitinggi. Adapun, penerima Adipura yakni Wali Kota Surabaya, Wali Kota Tangerang, Wali Kota Balikpapan, Wali Kota Malang, Bupati Kudus dan Bupati Jombang.

Penulis: Danny Kosasih

Top