Program Less Waste More Jazz Kembali Digelar di Java Jazz Festival 2018

Reading time: 3 menit
less waste more jazz
Tempat sampah terpilah yang disediakan di area penyelenggaraan Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018. Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Jakarta (Greeners) – Jakarta International BNI Java Jazz Festival kembali digelar pada tanggal 2, 3, dan 4 Maret 2018. Untuk keempat kalinya, festival musik jazz yang dikenal dengan nama Java Jazz Festival ini bekerja sama dengan Less Waste Project untuk mengampanyekan program “Less Waste More Jazz.” Dalam program ini, pengunjungan diedukasi untuk membiasakan memilah sampah sebelum dibuang ke tempat sampah.

Manajer Program Less Waste Project Reynaldi Sunaryo mengatakan, tujuan dari program Less Waste More Jazz ini selain untuk meningkatkan kesadaran pengunjung untuk memilah sampah juga untuk mengurangi timbulan sampah yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Pengunjung juga akan merasa nyaman berada di area yang bersih dari sampah. Program ini juga merupakan wujud dari kepedulian Java Festival Production sebagai pihak penyelenggara terhadap lingkungan, khususnya isu persampahan yang masih menjadi masalah utama di Indonesia,” ujar Reynaldi saat ditemui Greeners di lokasi acara, Jakarta, Sabtu (03/03/2018).

BACA JUGA: KLHK Berencana Terbitkan Peraturan Pengelolaan Sampah Pada Penyelenggaraan Acara

Untuk mengedukasi pengunjung, Reynaldi mengatakan bahwa ada tiga cara yang diterapkan. “Kami melakukan edukasi melalui video yang diputar sebelum dan sesudah konser berlangsung. Edukasi ini juga melalui infografis yang tertera di setiap tong sampah terpilah yang kami sebar. Selain itu, edukasi juga dilakukan oleh 10 orang dari tim program Less Waste More Jazz yang berhadapan langsung dengan pengunjung,” katanya.

Reynaldi menjelaskan, pada tong sampah terpilah, sampah dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama, sampah organik. Pada tempat yang ditandai dengan warna biru ini, pengunjung dapat membuang sisa makanan seperti kulit buah, sisa nasi, sisa roti, sisa daging, dan juga sisa air minum. Kedua, sampah anorganik. Tempat sampah yang ditandai dengan warna merah muda ini disediakan untuk menampung sampah kemasan seperti botol kaleng, gelas plastik, kemasan Tetra Pak, serta piring karton. Ketiga, sampah puntung rokok.

“Tempat sampah terpilah ini tersebar di 30 titik area Java Jazz Festival. Penyebaran titik pemilahan sampah difokuskan pada area yang banyak menimbulkan sampah yaitu food court dan food truck,” terang Reynaldi.

Menurut Reynaldi, pada festival musik ini Less Waste Project juga menyiapkan 10 orang volunter untuk memberikan edukasi ke pengunjung. Selain itu, disiapkan pula 20 orang tim kebersihan, dimana 10 orang melakukan pengangkutan sampah dari 30 titik tempat tong sampah terpilah disebar dan sisanya melakukan pemilahan sampah.

less waste more jazz

Selama penyelenggaraan Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018 dikampanyekan juga program Less Waste More Jazz. Program ini mengedukasi pengunjung untuk memilah sampah. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Ditemui di acara yang sama, Manajer Operasional Jakarta International Expo Bambang Prihatna mengaku turut menyiapkan ratusan petugas kebersihan dan tong sampah selama penyelenggaraan Java Jazz Festival.

“Kami sebagai tempat acara Java Jazz Festival menyiapkan 330 petugas kebersihan dan 300 tong sampah yang dibagi menjadi 80 tong sampah untuk out door, 16 tong sampah di setiap hall, dan 50 tong sampah area publik,” jelas Bambang.

Bambang mengakui bahwa adanya kerjasama dengan Less Waste Project dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di acara seperti Jakarta International BNI Java Jazz Festival ini, ada keuntungan yang dirasakan oleh pihak Jakarta International Expo. Menurutnya, selain pengunjung menikmati musik, mereka juga bisa belajar mencintai lingkungan dengan memilah sampah.

“Kami selaku jasa gedung diuntungkan ada pengumuman video pendek yang diputar di setiap acara agar pengunjung membuang sampah pada tempatnya. Itu menurut saya sangat simpel, sederhana, dan mengena untuk penonton dan kami juga pemilik gedung,” katanya.

BACA JUGA: Program Jemput Sampah Anorganik, Dinas Kebersihan Diminta Perhatikan Tiga Hal

Sebagai informasi, menurut Reynaldi, pada pelaksanaan hari pertama Java Jazz Festival 2018, Jumat (02/03), total timbulan sampah sebesar 2,4 ton. Dari sampah ini, sampah anorganik recycleable hasil pemilahan berjumlah 275 kilogram dan sampah residu berjumlah 411,5 kg.

Sementara pada penyelenggaraan hari kedua, Sabtu (03/03/), total timbulan sampah sebesar 3,4 ton. Dari sampah ini, sampah anorganik recycleable hasil pemilahan berjumlah 411 kg dan sampah residu berjumlah 571,5 kg.

Sebagai perbandingan, pada penyelenggaraan Java Jazz Festival 2017 lalu, timbulan sampah keseluruhan berjumlah 7 ton dengan rata-rata sampah yang dihasilkan per hari sebesar 2 sampai 3 ton.

Penulis: Dewi Purningsih

Top