Ratusan Hektare Hutan Arjuno Terbakar Akibat Ulah Pemburu Liar

Reading time: 2 menit

MALANG (Greenersmagz) – Ratusan hutan di kawasan Gunung Arjuno (3339 mdpl), yang terletak di dua wilayah, Pasuruan dan Malang, Jawa Timur mengalami kebakaran hebat. Bahkan, hingga Selasa (25/09/2012) api belum bisa dijinakkan dan semakin meluas karena cuaca panas dan angin yang berhembus kencang.

Dari data yang dihimpun Kelompok Tani Tahura, ada 12 blok hutan yang terbakar di bawah pengelolaan Perhutani dan Taman Hutan Rakyat (Tahura) R Soerjo. Di antaranya Blok Sidomulyo, Watu Lawang, Persil Trenggiling, Ratawu, Torong Wedhus, Tong Roto, masuk wilayah Perhutani. Sedangkan Blok Semar Sepilar, Lincing, Rangsang, Gumandar berada di wilayah Tahura R Soejo.

Sekretaris Kelompok Tani Tahura (KTT), Prigen, Dardiri, mengatakan, lebih dari 200 petani dan petugas naik untuk memadamkan kebakaran yang terjadi sejak dua bulan terakhir. Menurutnya, tercata sudah 20 kali kebakaran sejak Agustus-September ini. “Kami seperti tidak berdaya memadamkan api dengan cara seadanya,” kata Dardiri, Selasa (25/09/2012).

Di bulan Agustus saja, kata Dardiri, terjadi Sembilan kali kebakaran. Sedangkan pada bulan ini sudah 11 kali api membakar Gunung Arjuno yang penuh cerita legenda ini. Namun, pihaknya masih belum mempunyai data resmi total areal hutan yang mengalami kebakaran. Namun diperkirakan mencapai 700 hektare lahan hutan di kawasan pegunungan Arjuna sudah habis terbakar. “Pada Senin kemarin saja sudah sekitar 250 hektare lahan terbakar,” katanya.

Kepala Seksi Malang – Pasuruan Tahura R Soerjo, Gatot Sundoro, mengatakan, kebakaran yang terjadi saat ini sudah merembet ke wilayah Malang. Dari pantauan terakhir, kata dia, kobaran api kini sudah berada di hutan wilayah Lawang, tepatnya di Blok Lincing atau pos II dan III.

Menurutnya, kobaran api bisa merembet ke atas maupun ke bawah, tergantung arah anginnya. Di Lawang, jarak terdekat dengan pemukiman warga sekitar delapan kilometer. Untuk itu, pihaknya saat ini mengantisipasi agar api tidak sampai ke pemukiman warga. Pihaknya bersama masyarakat kini sudah kehilangan akal untuk memadamkan api. Energi yang digunakan seperti terkuras habis selama dua bulan terakhir. “Pihak pemerintah daerah maupun swasta sepertinya kurang peduli,” katanya.

Gatot meyakini, penyebab kebakaran ini akibat ulah manusia. Sebab, dari pantauan petugas yang berusaha memadamkan api, ditemukan bekas perkemahan manusia, handphone bahkan jaring. “99,9% adalah ulah pemburu liar yang membakar hutan,” katanya.

Ia meyakini hal ini karena, para pemburu liar ini melakukan pembakaran agar hewan turun ke bawah sehingga mudah tertangkap. Hal ini diperkuat dengan temuan beberapa barang milik manusia yang turut terbakar. Bahkan, beberapa tulang belulang Kijang juga ditemukan, diduga hewan itu menjadi santapan para pemburu liar.  (G17)

Top