Siaga, Status Gunung Api Lewotobi Laki-Laki Naik Level III

Reading time: 3 menit
Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur naik status ke level siaga. Foto: BPBD Flores Timur
Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur naik status ke level siaga. Foto: BPBD Flores Timur

Jakarta (Greeners) – Aktivitas vulkanik Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terus meningkat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan saat ini statusnya naik ke level III (siaga).

Pada 1 Januari 2024 pukul 00.03 WITA, terjadi peningkatan gempa tremor menerus dengan amplitudo mencapai 7 mm. Kemudian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung menjadi level III atau ‘Siaga’. Mereka melarang masyarakat beraktivitas dalam radius 3 km dari pusat erupsi.

Sebelumnya, hasil evaluasi PVMBG per 1 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024, teramati asap kawah utama berwarna putih, kelabu, dan hitam. Intensitasnya pun sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-800 meter dari puncak.

BACA JUGA: Jelang Libur Nataru, BNPB Siapkan Mitigasi Bencana

Pascaerupsi tanggal 23 Desember 2023, teramati adanya rekahan di sebelah barat laut puncak sepanjang 160 meter dan mengeluarkan asap putih tebal tinggi 300 meter. Kemudian, pada 1 Januari 2024 teramati adanya pusat erupsi baru yang berasal dari rekahan di sebelah tenggara-selatan puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki. Pada hari itu terjadi letusan dengan tinggi 1.000-1.500 meter dari puncak. Kolom abu letusan berwarna putih, kelabu, hingga hitam.

Sementara itu, dari pengamatan instrumental, telah terjadi 5 kali gempa letusan atau erupsi, 44 kali gempa hembusan, 3 kali harmonik, 1 kali gempa tremor non-harmonik, 7 kali gempa tornillo, 20 kali gempa vulkanik dangkal. Kemudian, terjadi 113 kali gempa vulkanik dalam, 42 kali gempa tektonik lokal, 79 kali gempa tektonik jauh dan gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimal 2-5.1 mm dominan 3.7 mm.

Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur naik status ke level siaga. Foto: BPBD Flores Timur

Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur naik status ke level siaga. Foto: BPBD Flores Timur

BPBD Kabupaten Flores Timur Bergerak Cepat

Sebagai langkah antisipasi dan penanganan dampak erupsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur bergerak cepat. Mereka turun ke lapangan untuk monitoring, kaji cepat, mendirikan tenda pengungsi, menyerahkan logistik maupun pembagian masker dan selimut kepada masyarakat. Termasuk membersihkan jalan dari sebaran abu vulkanik menggunakan mobil tangki air.

“Kemarin, tim sudah mendirikan tenda. Aparat masih berupaya mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda pengungsi untuk mempermudah penanganannya,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Flores Timur, Avi Hallan melalui keterangan tertulisnya, Selasa (2/1).

BACA JUGA: BNPB Cegah Dampak El Nino melalui Operasi Darat dan Udara

Hasil kaji cepat sementara per 1 Januari 2024, sebanyak 1.185 warga Desa Boru, Kecamatan Wilanggitang, yang terdiri dari 554 laki-laki, dan 611 perempuan telah mengungsi ke beberapa titik. Warga mengungsi ke rumah kerabat, posko pengungsian, termasuk tenda mandiri yang ada di kebun warga.

Adapun di wilayah Desa Konga, ada sebanyak 328 warga yang terdiri dari 224 dewasa, 79 anak, dan 25 balita mengungsi setelah terdampak erupsi. Saat ini, ada sebanyak 5 desa di Kecamatan Wulanggitang dan 2 desa di Kecamatan Ile Bura yang terdampak erupsi.

Dua kecamatan tersebut berdekatan dengan puncak kawah. Hujan abu vulkanik masih sering terjadi di dua wilayah kecamatan tersebut jika terjadi erupsi, tergantung arah mata angin.

BPBD Imbau Masyarakat Gunakan Masker

Adapun kondisi mutakhir, abu dan debu vulkanik masih terlihat jelas dan menyebar ke berbagai titik, termasuk di tenda pengungsian warga. BPBD Kabupaten Flores Timur juga terus mengimbau masyarakat agar tetap menggunakan masker jika beraktivitas di luar. Hal itu demi mencegah penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Lebih lanjut, BPBD Kabupaten Flores juga melakukan antisipasi dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Antisipasi tersebut akibat adanya peningkatan curah hujan tinggi di musim penghujan. Misalnya, banjir bandang, tanah longsor, banjir lahar dingin, banjir rob dan sebagainya.

Terkait kebutuhan mendesak, BPBD Kabupaten Flores Timur melaporkan bahwa barang yang paling dibutuhkan berupa masker, tenda keluarga, dan logistik serta peralatan lainnya. Seluruh logistik tersebut akan digunakan untuk keperluan warga terdampak.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top