Tiga Anak Badak Baru Ditemukan di Ujung Kulon

Reading time: 3 menit
Anak badak. Foto: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Tim Rhino Monitoring Unit atau RMU Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) berhasil menemukan tiga anak badak jawa baru di Semenanjung Ujung Kulon dalam periode waktu antara Maret hingga Agustus 2015.

Atas temuan ketiga anak badak ini, Bambang Dahono Adji, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengaku sangat bahagia karena penemuan ini telah membuka harapan baru terhadap populasi badak yang mana sebelumnya para peneliti tidak pernah menemukan keberadaan badak secara fisik.

“Ini luar biasa, saya sangat bahagia karena ini berarti terget kita untuk peningkatan spesies langka bisa terwujud,” ujar Bambang kepada Greeners, Jakarta, Jumat (25/09).

Anak badak jawa yang pertama sendiri berjenis kelamin betina. Pertama kali terekam kamera video pada tanggal Sembilan April 2015, pukul 17.29 WIB di Blok Citengah (bagian timur Semenanjung Ujung Kulon). Anak badak ini merupakan anak dari induk yang bernama Desy. Pada tahun 2012, Desy pernah punya anak jantan yang bernama Arjuna yang pada akhir tahun 2013 telah disapih. Sedangkan selama tahun 2014 Desy terekam selalu sendiri, dan terakhir pada tanggal 13 Agustus 2014 pukul 19.22 WIB di Blok Cigenter, Desy terekam dalam kondisi perut besar (hamil).

Lalu, anak badak jawa kedua berjenis kelamin jantan. Pertama kali terekam kamera video pada tanggal 25 Mei 2015 pukul 18.24 WIB di Blok Cijengkol, kaki Gunung Kendeng (bagian barat Semenanjung Ujung Kulon). Anak badak ini merupakan anak dari induk yang bernama Siti. Pada tahun 2011, Siti pernah punya anak jantan yang bernama Dwipa dan pada tahun 2013 Dwipa sudah di sapih. Selama tahun 2014 Siti terekam selalu sendiri, dan terakhir terekam pada tanggal tiga Desember 2014 pukul 06.13 WIB di Blok Hulu Cidatahan, yang berjarak sekitar 3 Km dari Blok Cijengkol dalam kondisi perut besar.

Terakhir, anak badak jawa yang ketiga juga berjenis kelamin jantan. Pertama terekam kamera video pada tanggal Delapan Juli 2015 pukul 13.16 WIB di Blok Rorah Daon, Cikeusik (bagian selatan Semenanjung Ujung Kulon). Anak badak ini merupakan anak dari induk yang bernama Ratu. Pada tahun 2011, Ratu pernah punya anak betina yang bernama Suci dan pada tahun 2012 Suci sudah di sapih. Selama tahun 2014 Ratu terekam sendiri, dan terakhir terekam pada tanggal 13 September 2014 pukul 03.48 WIB di Blok Citadahan dalam kondisi perut besar.

“Dengan ditemukannya tiga anak badak jawa tersebut, maka populasi satwa langka yang kini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon tersebut sekarang meningkat menjadi 60 ekor yang sebelumnya berdasarkan hasil monitoring tahun 2014 jumlah badak jawa di TN Ujung Kulon sebanyak 57 ekor, terdiri dari 31 ekor jantan dan 26 ekor betina,” tambah Bambang.

Terkait target peningkatan populasi spesies hewan langka di Indonesia seperti harimau sumatera (Phantera tigris sumatrae), gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), dan jalak bali (Leucopsar rothchildi), Bambang mengatakan kalau pihaknya telah menargetkan peningkatan jumlah 25 spesies terancam punah sebesar 10 persen hingga tahun 2019. Untuk memenuhi target tersebut, selain melalui penangkaran dan pelepasliaran satwa, kebun binatang juga wajib melakukan breeding.

“Kami juga sangat berterimakasih pada teman-teman NGO (non-goverment organization) yang sangat banyak membantu kami dalam hal melindungi dan menjaga hewan-hewan langka ini,” tutupnya.

Sebagai informasi, berikut 25 spesies terancam punah yang diprioritaskan meningkat populasinya sebesar 10 persen pada tahun 2019 sesuai kondisi biologis dan ketersediaan habitat :
1. Harimau sumatera
2. Gajah sumatera
3. Badak jawa
4. Owa (Owa jawa, Bilou)
5. Banteng
6. Elang (elang jawa dan elang flores)
7. Jalak bali
8. Kakatua (kakatua jambul kuning, kakatua jingga, kakatua alba)
9. Orangutan (orangutan kalimantan dan orangutan sumatera)
10. Komodo
11. Bekantan
12. Anoa
13. Babirusa
14. Maleo
15. Macan tutul
16. Cendrawasih
17. Rusa bawean
18. Tarsius
19. Surili
20. Macaca maura
21. Julang sumba
22. Nuri kepala hitam
23. Kangguru pohon
24. Penyu (penyu sisik dan penyu belimbing)
25. Celepuk rinjani

Penulis: Danny Kosasih

Top