Ikan Aligator, Jangan Pelihara “Fosil Hidup” Ini!

Reading time: 3 menit
Ikan aligator mampu bertahan hidup hingga 50 tahun. Foto: Shutterstock

Ikan ini dijuluki sebagai “fosil hidup.” Tidak cuma eksis sejak 157 juta tahun silam, mereka juga mampu mempertahankan beberapa ciri fisik dari nenek moyangnya. Meski sangat unik, spesies yang dikenal sebagai ikan aligator itu dilarang untuk dipelihara karena memiliki sifat invasif.

Alligator gar atau ikan aligator adalah satu dari tujuh spesies gar yang tergabung ke dalam keluarga Lepisosteidae. Kelompok ini kemudian dipisahkan menjadi dua genus besar, yaitu Atractosteus dan Lepisosteus.

Atractosteus spatula merupakan nama ilmiah alligator gar. Spesies ini dikenal karena mempunyai bentuk yang unik, serta ukuran tubuhnya sendiri terhitung paling besar dibandingkan spesies gar lainnya.

Melansir berbagai sumber, A. spatula dapat berkembang biak hingga sepanjang 3 meter dengan berat 158 kg. Tak ayal, ini tergolong sebagai salah satu ikan air tawar terbesar yang ada di wilayah Amerika Utara.

Morfologi dan Ciri-Ciri Ikan Aligator

Morfologi atau ciri fisik ikan aligator cenderung berbeda dengan ikan pada umumnya. Hewan ini memiliki moncong panjang dengan ujung tumpul, tetapi di dalamnya tersedia deretan gigi runcing yang tajam.

Jika kita lihat sekilas, bentuk moncong tersebut memang mirip aligator. Mereka juga memiliki sisik berbentuk intan yang tidak saling bertumpu, serta beberapa ciri lain yang diwariskan dari terdahulunya, seperti:

  • Alligator gar memiliki sisik ganoid, yang mana rata-rata ikan yang hidup saat ini memiliki stenoid atau sikloid
  • Bentuk gelembung renangnya mirip seperti paru-paru, sehingga ikan ini bisa bertahan hidup walau berada di perairan yang keruh
  • Spesie gar juga memiliki tulang ekor heterocercal layaknya ikan primitif, meskipun secara kasat mata tampak seperti membulat.

Secara umum, tubuh alligator gar membulat dan berbentuk seperti torpedo. Sirip punggung dan analnya terletak jauh di bagian belakang tubuh, tetapi sisiknya terkenal sangat tajam dan dapat melukai mangsa.

Ikan ini biasanya memiliki warna dasar kecokelatan atau zaitun. Warna tersebut tampak berubah pada bagian perutnya; menjadi abu-abu, kuning yang lebih terang, atau bahkan ada pula yang kehitaman.

Habitat dan Distribusi Ikan Aligator

Ikan aligator mempunyai kemampuan beradaptasi yang tinggi. Karena itu, kelompok ini dapat bertahan hidup di berbagai salinitas mulai dari danau air tawar, payau, rawa-rawa, sampai wilayah teluk.

Pada mulanya, spesies gar bisa kita jumpai di berbagai perairan dunia. Distribusinya sendiri terbagi berdasarkan spesies ikan tersebut, seperti:

  • Spesies spatula, L. osseus, L. oculatus, L. platostomus dan L. platyrhinchus berada di Afrika, India, Eropa dan utara Amerika
  • Spesies tropicus ditemukan di Mexico Selatan hingga Costa Rica
  • Spesies tristoechus berasal dari Cuba Selatan dan Pulau Pines.

Kendati demikian, saat ini ikan itu hanya dapat kita temukan di Sungai Amazon, Amerika Utara. Angka populasinya pun makin menipis, sehingga tergolong sebagai salah satu satwa langka yang dilindungi.

Di Indonesia, larangan memelihara alligator gar tertuang pada Undang-Undang No 31 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014.

Dalam pasal 16 UU tersebut disebutkan; “Setiap orang dilarang memasukkan, mengeluarkan mengadakan, mengedarkan dan/atau memelihara ikan yang merugikan masyarakat, pembudidayaan ikan, sumber daya ikan dan/atau lingkungan sumber daya ikan ke dalam dan/atau ke luar wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia.”

Dalam konteks ini, keluarga gar tergolong sebagai ikan yang merugikan. Mereka memiliki sifat invasif, sehingga aktivitas melepasliarkannya ke habitat berbeda dapat mengancam ikan-ikan lain di wilayah tersebut.

Ini juga sejalan dengan isi pasal 2 ayat 1 Permen No 41 Tahun 2014 yang berbunyi; “Setiap orang dilarang memasukkan jenis ikan berbahaya dari luar negeri ke dalam wilayah Republik Indonesia.”

Karakteristik dan Perilaku Ikan Aligator

Ikan aligator sebenarnya memiliki sifat malas. Mereka hanya akan berdiam diri di dalam air untuk menanti mangsa. Namun saat mangsa mendekat, mereka dapat melakukan sergapan cepat yang mematikan.

Gigi-gigi alligator gar yang tajam mempermudah proses melumpuhkan lawan. Ikan yang mampu bertahan hidup hingga usia 50 tahun itu biasanya memburu spesies ikan lain, kura-kura kecil, hingga kepiting.

Bahkan, spesies A. spatula dapat memangsa burung, unggas air, serta mamalia kecil yang kebetulan berada di habitatnya. Namun, mereka juga diburu oleh spesies buaya dan kelompok manusia.

Perlu dicatat, spesies ikan gar tidak akan menyerang manusia jika tidak merasa terancam. Sebaliknya, ikan tersebut justru diburu oleh manusia untuk diambil kulit dan juga dagingnya.

Daging ikan aligator dapat dikonsumsi, tetapi telurnya sangat beracun dan berbahaya bagi manusia. Ikan ini juga dianggap sebagai hewan peliharaan eksotis, sehingga banyak yang tertarik untuk memburunya.

Taksonomi Atractosteus Spatula

Penulis : Yuhan al Khairi

Top