Jamur Bintang Bumi, “Benda Langit” yang Tumbuh di Atas Tanah

Reading time: 2 menit
Masyarakat Tiongkok kuno menggunakan olahan jamur ini untuk mengurangi peradangan saluran pernafasan. Foto: Shutterstock

Ada banyak spesies jamur unik yang berhasil ahli temukan dari seluruh dunia. Jamur-jamur tersebut mempunyai bentuk yang khas atau cara pertumbuhan yang tidak biasa. Salah satu yang patut untuk diperbincangkan, ialah jamur bintang bumi.

Earthstar mushroom atau dikenal sebagai jamur bintang bumi memiliki nama latin Geastrum triplex. Genusnya terdiri dari 300 spesies lebih, yang tergabung dalam keluarga Geastraceae.

Secara klasifikasi, Geastrum bukan satu-satunya genera yang berasal dari keluarga tersebut. Ia berkerabat dengan 8 genus lainnya, termasuk cannonball fungus dari genus Sphaerobolus.

Jika diperhatikan, kedelapan kelompok jamur ini memiliki bentuk yang mirip. Mereka dapat kita kenali dari tubuh buahnya yang bulat, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan spora.

Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Bintang Bumi

Pada mulanya, bentuk jamur bintang bumi terlihat seperti bulat telur dengan paruh runcing yang menonjol. Permukaannya terbilang cukup halus, dengan lebar rata-rata antara 1–5 cm.

Saat dewasa, tubuh buah yang bulat akan terbuka dan membelah menjadi 4–8 bagian. Inilah yang membuatnya tampak seperti bintang, dengan lebar rentang sayap mencapai 5–10 cm.

Beberapa jamur mungkin tumbuh dengan tangkai semu pada bagian bawah tubuh buahnya. Secara umum mereka memiliki warna kecokelatan; sayapnya terlihat lebih pucat atau muda.

Menariknya, jamur ini dikenal juga sebagai indikator kelembapan lingkungan karena bersifat higroskopik. Lapisan luarnya akan terbuka saat udara lembap, terutama ketika musim hujan.

Tetesan hujan yang turun tidak hanya membuka lapisan buah, tetapi juga membantu proses distribusi spora. Kemudian, wadahnya akan mengempis dan berubah warna jadi lebih gelap.

Baca juga: Jamur Puffball, Cendawan Bulat Seukuran Bola Sepak

Habitat dan Distribusi Jamur Bintang Bumi

Jamur bintang bumi adalah golongan fungi saprofit yang tumbuh secara berkelompok atau individual. Mereka tertanam di dalam hutan berkayu keras yang tanahnya kaya akan humus.

Karena menyerap nutrisi dari organisme yang telah mati, jenis jamur ini jamak ditemukan di sekitar pohon lapuk. Namun, ada pula beberapa individu yang justru membentuk mikoriza.

Bila dilihat dari distribusinya, spesies G. triplex tersebar mulai dari Cina, Korea Selatan, Iran, Turkey, Australia, Belgia, Ceko, Swedia, Kepulauan Canaria, Kongo, sampai ke Afrika Selatan.

Mereka bahkan ditemukan di sekitar Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, meliputi wilayah Kanada, Meksiko, Amerika Serikat, Hawaii, Panama, Argentina, hingga Chili.

Di Indonesia sendiri, jamur bintang bumi biasanya ditemukan pada tumpukan serasah hutan dan serasah bambu. Ia terdistribusi ke berbagai daerah, namun paling banyak di Pulau Jawa.

Kandungan dan Manfaat Jamur Bintang Bumi

Sampai saat ini belum banyak literatur yang membahas terkait manfaat spesies G. triplex. Mereka tidak tergolong sebagai jamur beracun, namun tidak pula umum untuk dikonsumsi.

Daging buahnya pun terbilang keras dan kaya serat. Cita rasanya tidak senikmat fungi edible lain, jadi sangat jarang diperjualbelikan ataupun dijadikan jamur budi daya oleh masyarakat.

Melansir berbagai sumber, masyarakat Tiongkok kuno menggunakan olahan jamur ini untuk mengurangi peradangan saluran pernapasan, pendarahan, serta mengobati pembengkakan.

Mereka terbukti menyimpan senyawa bioaktif seperti ergosterol dan peroksiergosteroldan, serta asam lemak yakni palmitat, miristat, stearate, oleat, alfa-linolenat dan asam linolenat.

Kendati demikian, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi secara langsung jamur bintang bumi. Hal ini dikarenakan, masih simpang siurnya informasi terkait manfaat jamur tersebut.

Baca juga: Jamur So, Makanan Favorit yang Ahli Sinyalir Berbahaya

Taksonomi Spesies Geastrum Triplex

Penulis : Yuhan al Khairi

Top