Kabar Gembira dari Pulau Borneo, Gajah Jawa Ditemukan Kembali

Reading time: 5 menit

Para ilmuwan berhasil memecahkan sebagian misteri itu pada tahun 2003, ketika tes DNA yang dilakukan Columbia University dan WWF menunjukkan kemungkinan bahwa gajah Borneo secara genetika berbeda dari subspesies gajah di Sumatra atau daratan Asia lainnya. Laporan terbaru berjudul ”Origins of the Elephants Elephas Maximus L of Borneo,” yang diterbitkan dalam ”Sarawak Museum Journal”  bulan ini menunjukkan bahwa tidak ada bukti arkeologis mengenai keberadaan gajah dalam jangka panjang di Borneo, dan memperkuat kemungkinan asal-usul satwa besar ini yang berasal dari Jawa.

”Hanya dengan sepasang gajah yang subur, yang dibiarkan tak terganggu, serta berada di habitat yang cukup baik, secara teori dapat menghasilkan sebuah populasi gajah sebanyak 2.000 ekor selama kurang dari 300 tahun,” kata Junaidi Payne dari WWF, yang juga penulis utama laporan tersebut. ”Kemungkinan hal itu lah yang terjadi di Borneo”, katanya.

Diperkirakan terdapat sekitar 1.000 ekor Gajah borneo di hutan, sebagian besar berada di negara bagian Sabah, Malaysia. WWF telah memasang rantai pelacak gajah menggunakan satelit (elephant satellite collar) pada 11 ekor gajah sejak 2005 untuk mempelajari populasi yang belum pernah diamati sebelumnya. Pelacak satelit tersebut menunjukkan bahwa mereka lebih menyukai habitat hutan dataran rendah yang saat ini semakin banyak ditebang untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, karet, dan hutan tanaman industri.

Kemungkinan asal usulnya yang berasal dari Jawa semakin menjadikan satwa ini sebagai prioritas konservasi.
”Jika mereka memang berasal dari Jawa, kisah menarik ini menjadi pelajaran bagi kita betapa berartinya upaya penyelamatan populasi kecil dari spesies tertentu, yang seringkali dianggap telah punah”, ujar Dr. Christy Williams, koordinator WWF untuk program gajah dan badak Asia.

”Hal itu memberikan keberanian bagi kita untuk mengusulkan tindakan serupa terhadap populasi kecil yang masih tersisa dari badak Sumatra dan Jawa, dengan memindahkan beberapa dari mereka ke habitat yang lebih baik untuk meningkatkan jumlahnya. Upaya tersebut berhasil diterapkan bagi badak putih Afrika Selatan dan badak India,” tambahnya.

Gajah pygmy borneo berukuran lebih kecil dibandingkan gajah daratan Asia . Gajah jantan hanya tumbuh kurang dari 2,5 meter, sedangkan gajah Asia tumbuh hingga 3 meter. Mereka juga memiliki raut wajah yang lebih menyerupai bayi, telinga yang lebih besar, ekor lebih panjang yang hampir dapat menyentuh tanah, dan bentuknya lebih bulat-gemuk.

Gajah pygmy borneo juga tidak seagresif Gajah asia lainnya, yang dikenal dengan nama ilmiah Elephas maximus, atau kadang dikenal juga dengan Elephas maximus bomeensis, meskipun mereka tidak secara resmi ditetapkan sebagai subspesies yang berbeda dari gajah daratan Asia.

Gajah paling banyak ditemukan di negara bagian Sabah, Borneo bagian Malaysia , dan beberapa ekor di antaranya memiliki wilayah jelajah hingga Kalimantan Timur, Indonesia.

Top