Slippery Jack, Jamur Berlendir yang Dapat Dikonsumsi

Reading time: 2 menit
Slippery jack atau Suillus luteus merupakan jamur khas bercincin yang berasal dari famili Suillaceae. Foto: Inaturalist
Slippery jack atau Suillus luteus merupakan jamur khas bercincin yang berasal dari famili Suillaceae. Foto: Inaturalist

Slippery jack atau Suillus luteus merupakan jamur khas bercincin yang berasal dari famili Suillaceae. Nama lain jamur ini adalah Boletus luteus L., Ixocomus luteus (L.) Quél, Viscipellis lutea, Boletus anulatus, Boletus volvatus, atau Boletus annularius.

Carl Linnaeus pertama kali mendeskripsikan jamur ini dengan nama Boletus luteus pada tahun 1753. Kemudian, di tahun 1888, Lucien Quélet memindahkan taksonomi jamur ini ke dalam genus Ixocomus. Sementara, nama ilmiah yang kita gunakan hingga saat ini bersal dari publikasi tahun 1796 oleh ahli mikologi Prancis Henri François Anne de Roussel.

BACA JUGA: Ruby Bolete, Jamur Cantik yang Rentan Serangan Belatung

Penamaan genus Suillus berasal dari kata benda dalam bahasa Latin, sus yang berarti babi. Hal ini mengacu pada tudung jamur ini yang sangat berlendir dan seperti berminyak ketika basah. Sementara, nama spesies luteus dapat menyiratkan kuning kunyit (pori-porinya) dan dapat juga berarti kotor atau berlumpur.

Tudungnya Sangat Berlendir Ketika Basah

Ketika basah, tudung jamur S. luteus akan menjadi sangat berlendir. Namun, saat cuaca cerah yang panas, tudung tersebut akan mengering dan menjadi halus. Umumnya jamur ini berwarna cokelat kastanye gelap, dapat juga berwarna lebih terang, dengan diameter tudung berkisar antara 5 hingga 10 cm.

Taksonomi Slippery jack atau Suillus luteus. Foto: Greeners

Taksonomi Slippery jack atau Suillus luteus. Foto: Greeners

Di bagian bawah tudungnya terdapat selubung putih yang menutupi pori-pori berwarna kuning lemon dari jamur ini. Selubung tersebut dapat robek sehingga meninggalkan cincin yang tidak beraturan pada batangnya. Sering kali potongan-potongan dari selubung tersebut menggantung di tepian tudung jamur. Seiring bertambahnya usia, warna pori-pori jamur ini berubah menjadi kuning sienna (menggelap).

BACA JUGA: Golden scalycap, Jamur Bersisik Penyebab Gangguan Lambung

Sementara, bagian batangnya besar dan menggembung, berwarna putih, dan seiring bertambahnya usia akan muncul semburat keunguan di permukaan bawahnya. Spora jamur ini berbentuk Sub-fusiform, bertekstur halus, berukuran 8-10,5 x 3-3,5μm, dengan cetakan spora berwarna cokelat seperti kayu manis.

Slippery Jack Tumbuh dengan Baik di Iklim Dingin

Jamur ini biasa muncul di bulan Agustus hingga November di bawah pohon, terutama pinus di tempat yang lembap dan teduh. Jamur bolete ini dapat tumbuh dengan baik di iklim utara yang dingin. Distribusinya tersebar luas di Eurasia, Amerika Utara, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Selatan, hingga Asia.

Buang Kulit Tudungnya Jika Akan Dikonsumsi

Meski tak bernilai ekonomis tinggi, jamur ini dapat dimakan apabila dimasak dengan benar. Untuk mengurangi risiko, sebelum memasak dan mengonsumsi jamur sebaiknya buang kulit tudung jamur slippery jack ini. Apabila spesimen jamur sudah tak begitu segar, buang bagian bawahnya yang kenyal.

Jamur ini dapat dimasak menjadi sup, saus, hingga pai jamur. Ada beberapa cara untuk mengawetkannya, yakni goreng jamur terlebih dahulu hingga kering, lalu bekukan. Selain itu, sup jamur ini juga bisa dibekukan. Cara lainnya adalah mengeringkan jamur dengan alat dehidrator terlebih dahulu.

 

Penulis: Anisa Putri

Editor: Indiana Malia

Top