White Lupin, Polong yang Dapat Mengikat Nitrogen di Atmosfer

Reading time: 2 menit
White lupin dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 120 cm. Foto: Inaturalist

White lupin atau lupin putih (Lupinus albus) merupakan salah satu tanaman yang menjadi sumber makanan berharga bagi manusia dan hewan. Berasal dari famili Fabaceae atau disebut juga leguminosae dan berkerabat dengan kedelai (Glycine max), alfalfa (Medicago sativa), dan masih banyak lagi.

Biji lupin telah lama masyarakat Eropa barat konsumsi. Dikenal juga sebagai lupin manis dan memiliki potensi tinggi untuk nutrisi protein karena sangat kaya kandungannya di dalamnya.

Dapat Mengikat Nitrogen di Atmosfer

White lupin dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 120 cm, dengan batang yang kuat serta akar sekunder yang dapat menembus tanah hingga kedalaman 1,5 m. Daunnya tumbuh berseling, dan memiliki anak daun sejumlah 5 hingga 9 lembar. Daun lupin bertekstur cukup licin di bagian atasnya tapi berbulu di bagian bawahnya.

Bunga lupin putih ini biasanya muncul saat bulan Mei – Juni dengan warna putih hingga ungu. Buahnya berupa polong yang panjang dan lonjong, masing-masing berisikan 3 hingga 7 biji polong. Biji tersebut berwarna krem berbentuk pipih melingkar dengan berat 1.000 bijinya sekitar 350-400 gram.

Seperti anggota keluarganya yang lain, tanaman lupin putih ini dapat mengikat nitrogen yang disediakan atmosfer menjadi amonia. Hal ini tentunya dapat menyuburkan tanah dan menjadikan lupin toleran pada tanah yang tak subur.

Mudah Beradaptasi

Lupin dapat menempati segala jenis habitat karena tingginya kemampuan mereka beradaptasi. Tumbuh mulai dari ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga ketinggian 3.000 mdpl.

Tanaman ini berasal dari Eropa Tenggara dan Asia Barat, tapi telah dibudidayakan di Yunani, Italia, Mesir, dan Siprus pada 2000 tahun sebelum masehi. Kadang-kadang tumbuh di Afrika, termasuk Kenya, Ethiopia, Tanzania, Zimbabwe, Afrika Selatan, dan Mauritius.

White Lupin Mengandung Protein Tertinggi

Melansir berbagai sumber, kandungan alkaloid quinolizidine dalam bijinya bervariasi bergantung pada daerah di mana ia tumbuh. Selain itu, lupin diketahui memiliki kandungan protein paling tinggi dari semua polong-polongan.

Oleh karena itu lupin banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Polongnya dapat dijadikan tepung untuk bahan pembuatan roti, biskuit, kue, pasta, makanan bayi, susu bubuk, hingga makanan cepat saji.

Selain itu, lupin putih juga turut dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Di Italia tengah, orang tua banyak menggunakan tanaman ini sebagai antiparasit, mengobati kapalan, dan pengusir hama.

Sementara dalam pengobatan Unani (tradisi pengobatan Yunani-Islam), polong dianggap sebagai anti-inflamasi, diuretik, emmenagogue (melancarkan aliran darah di panggul dan rahim), serta anthelmintik. Rendaman bijinya juga dapat meredakan gatal-gatal. Sementara rebusan yang dicampur lada dapat mengobati demam, mual, kehilangan nafsu makan, dan kusta.

Taksonomi White Lupin

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top