Jambore Nasional Konservasi Alam 2017 Ajang Silaturahmi Kader Konservasi

Reading time: 2 menit
Kader Koservasi
Area Perkemahan Jambore Nasional Konservasi Alam. Foto : www.greeners.co/Danny Kosasih

Situbondo (Greeners) – Sesuai dengan semangat pelaksanaan kegiatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) di Taman Nasional Baluran dengan tema “Konservasi Alam – Konservasi Kita” yang artinya bahwa konservasi alam pada hakikatnya adalah untuk kehidupan umat manusia serta mahluk hidup lainnya, maka HKAN pun melibatkan kegiatan-kegiatan yang melibatkan generasi muda termasuk para kader konservasi.

Is Mugiono selaku Ketua Panitia Pelaksana HKAN, menyampaikan bahwa selain menyelenggarakan pameran konservasi sebagai sarana memperkenalkan dan memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan konservasi, HKAN juga menggelar Kegiatan Jambore Nasional Konservasi Alam 2017 untuk menumbuhkan persepsi dan kesadaran pentingnya konservasi, dan memotivasi peserta jambore.

BACA JUGA : Hari Konservasi Nasional Bisa Menjadi Momentum Membangun Kesadaran Kolektif

“Dalam jambore ini dilakukan Kerja Nyata Konservasi Alam pemberantasan Invasive Alien Species (IAS), yaitu pancabutan/penebangan Acasia nilotica di Savana Bekol TN Baluran yang dilakukan oleh anak-anak muda peserta jambore,” tuturnya kepada Greeners, Situbondo (10/08).

Jambore Nasional Konservasi Alam 2017 ini sendiri diikuti oleh 393 peserta dari Penggerak Konservasi, Masyarakat Peduli Api, Pelaku Jasa Wisata, Masyarakat Desa Penyangga, Kader Konservasi dan pendamping. Selain kegiatan field trip, workshop dan talkshow, jambore kali ini juga diisi dengan safari night di Savana Bekol, nonton bareng film “Bumiku”, bersih pantai Pandean dan sekitar desa Wonorejo.

Ia pun meminta kekompakan generasi muda dan generasi tua untuk bisa membangun dan menjaga kawasan konservasi. Indonesia, katanya, mempunyai kawasan konservasi seluas 27 juta ha atau 30% dari luas kawasan hutan di Indonesia, di sekitarnya terdapat 5.600 desa. “Untuk itu, kita harus bekerjasama dengan para ilmuwan, desa-desa sekitar kawasan, tokoh agama, tokoh adat, serta masyarakat dan generasi muda untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati yang kita miliki,” tambahnya.

Sunaryo (Ketiga dari kiri). Foto : Greeners.co/Danny Kosasih

Pendamping dari Forum Komunikasi Kader Konservasi Balai Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah Sunaryo, mengakui bahwa Jambore Nasional Konservasi Alam 2017 ini mampu memperkenalkan para kader konservasi dari seluruh Indonesia yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Menurutnya, jambore ini mampu menjadi ajang silaturahmi dan bertukar pikiran tentang bagaimana konservasi di wilayah masing-masing dilakukan.

“Untuk generasi muda, acara ini cukup membuka jaringan untuk bersosialisasi dan bersilaturahmi ya. Selain itu, sekaligus mampu memberikan wawasan konservasi yang sebelumnya belum kami miliki. Harapannya, para peserta jambore ini tidak dilepas begitu saja. Paling tidak ada wadah untuk mengkomunikasikan kami semua,” pungkasnya.

BACA JUGA : Setiap Taman Nasional Harus Berikan Model Penyelesaian Masalahnya

Sebagai informasi, secara resmi kegiatan Jambore Nasional Konservasi Alam Tahun 2017 berlangsung dari tanggal 8 sampai dengan 11 Agustus 2017 di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Selain Jambore Nasional Konservasi Alam ini juga menggelar pameran yang diikuti 36 institusi.

36 institusi tersebut terdiri dari Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK (KSDAE) 24 institusi, Direktorat lingkup KSDAE 3 institusi, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Brantas Jawa Timur, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Jawa Timur 1 institusi, SKPD Kabupaten Situbondo 1 institusi, Perhutani 2 institusi, dan mitra lainnya 4 institusi.

Penulis : Danny Kosasih

Top