Outfest 2015, Penanganan Pengunjung dan Sampah Minim Persiapan

Reading time: 2 menit
Ribuan pengunjung memadati area pameran Indonesia Outdoor Festival (Outfest) 2015 di Istora Senayan, Jakarta. Pameran perlengkapan aktivitas luar ruang ini berlangsung pada tanggal 1-4 April 2015. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Pada tanggal 1-4 April 2015 di Istora Senayan, Jakarta, pameran perlengkapan luar ruang Indonesia Outdoor Festival (Outfest) 2015 terselenggara untuk pertama kalinya. Berbagai pujian maupun kritikan pun datang mewarnai penyelenggaraan pameran yang berlangsung selama empat hari ini.

Seperti yang disampaikan oleh Marketing Komunikasi dari Eiger, Yandes Lataru. Ia mengatakan bahwa pagelaran akbar ini memancing banyak peminat olahraga luar ruang atau outdoor dari berbagai jenis, seperti olahraga air, gunung dan udara. Hanya saja, menurutnya, tingginya animo pengunjung tidak dibarengi dengan persiapan dan antisipasi yang matang. Keadaan ini membuat beberapa pengunjung merasa tidak nyaman.

“Untuk selanjutnya mungkin bisa diadakan di lahan yang lebih luas lagi ya. Karena tidak menutup kemungkinan jika diadakan lagi nanti, pengunjungnya bisa lebih banyak dari tahun ini,” katanya kepada Greeners pada penutupan Outfest 2015, Sabtu (04/04) kemarin.

Selain itu, pria yang berada di balik suksesnya penjualan produk-produk apparel mulai dari tas, sepatu, jaket, celana, hingga jam tangan dari Eiger tersebut juga menyayangkan minimnya keberadaan tempat sampah di sekitar lokasi pameran. Ia menuturkan bahwa seharusnya petugas lebih aktif dalam mengatasi sampah yang berserakan karena jumlah kedatangan pengunjung terus meningkat.

“Secara keseluruhan acara ini sudah bagus banget. Paling ya itu tadi, mungkin lahan untuk acara dan kebersihan sampahnya ini yang lebih diperbaiki untuk kedepannya,” tambahnya.

Seseorang tengah membersihkan sampah yang tercecer di salah satu stan peserta pameran. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Seseorang tengah membersihkan sampah yang tercecer di salah satu stan peserta pameran. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Heru (25 tahun), pengunjung yang datang bersama dengan empat orang temannya, juga menyatakan cukup kesulitan saat ingin melihat-lihat barang yang ingin ia beli. Heru sengaja datang ke acara ini untuk mencari perlengkapan untuk naik gunung, seperti tas, sepatu dan celana kargo. “Wah susah banget mas. Jangankan mau beli, mau lihat aja susah banget,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Indonesia Outdoor Festival 2015, Ronie Ibrahim meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pengunjung dan para peserta pameran. Dirinya sendiri mengaku tidak menyangka kalau antusiasme masyarakat akan setinggi itu hingga membuat para panitia cukup kewalahan.

“Ini kuasa Tuhan ya. Ini pameran pertama dan antusiasmenya tinggi sekali. Saya mohon maaf jika ada ketidaknyamanan dan saya berterimakasih juga pada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini,” tandasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Indonesia Outdoor Festival 2015 diikuti puluhan produsen perlengkapan aktivitas luar ruang dengan berbagai merek, baik lokal maupun internasional, seperti Allsports, Vjall Raven, Outdoorlife dari Singapura, Top Himalaya Guide dari Nepal, Karash Adventure, Deuter, The North Face, Columbia dan Black Diamons, dan lainnya. Produsen dari merek lokal yang juga turut berpartisipasi, antara lain Eiger, Avtech, Consina, Mahameru, hingga Forester.

Dalam acara ini berbagai perlengkapan aktivitas luar ruang tersedia, seperti perlengkapan olahraga lari, panjat tebing, hingga selam. Selama empat hari pelaksanaannya, diperkirakan ada lebih dari 30.000 pengunjung yang hadir dan memadati area pameran.

Penulis: Danny Kosasih

Top