Jakarta (Greeners) – Di tengah rapatnya pemukiman dan sempitnya ruang hidup ibu kota, warga RW 05 Sunter Agung, Jakarta Utara, justru membuktikan bahwa dengan melakukan pengelolaan sampah yang benar, perubahan besar dapat terjadi. Melalui upaya kolektif, warga berhasil menyulap limbah menjadi sumber pangan, energi, kesehatan, bahkan pendapatan.
Salah satu titik unggulan adalah Green House Sunter Muara, ruang hijau yang terbangun di lahan sempit. Dalam praktiknya, warga menyulap tong bekas menjadi kolam lele, botol plastik menjadi pot sayuran, dan gang sempit menjadi kebun pangan. Di sana tumbuh bayam, ubi, sawi, serta semangat gotong royong dalam urban farming. Seluruh kegiatan ini pun terintegrasi dengan program Kampung Iklim (ProKlim).
Selanjutnya, limbah dapur warga mereka olah melalui komposter organik menjadi pupuk yang kembali ke kebun. Hal itu menciptakan sirkulasi ekonomi dan ekologi yang berkelanjutan. Selain itu, inovasi lain yang menjadi andalan adalah Bank Sampah Sunter Muara (BSSM), tempat sampah berubah menjadi alat tukar.
Warga bisa menukarkan sampah dengan layanan kesehatan gratis, token listrik, kebutuhan pokok rumah tangga, dan sistem tabungan berbasis sampah layaknya rekening bank.
βAlhamdulillah, dari program ini saya sudah bisa menabung emas hingga 12 gram,β ujar Tri Lestari, salah satu warga RW 05.
Lebih dari sekadar tempat penukaran, BSSM menjadi pusat edukasi dan pemberdayaan. Di sana, para ibu rumah tangga dan remaja mendapat pembinaan untuk menjadi kader lingkungan. Mereka menyosialisasikan pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah secara langsung kepada warga lainnya.
Menarik Perhatian Menteri Hanif
Transformasi ini menarik perhatian Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, yang meninjau langsung kawasan tersebut. Hanif menyaksikan sendiri bagaimana warga membangun ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, dari rumah ke rumah, dengan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan secara nyata.
βRW 05 Sunter Agung telah menjalankan sejumlah program yang sangat membantu percepatan pengelolaan sampah di Jakarta Utara. Saya berharap praktik baik seperti ini bisa diperluas dan ditingkatkan intensitasnya,β ujar Menteri Hanif di Jakarta, Sabtu (28/6).
Menteri Hanif menegaskan, model RW 05 Sunter Agung perlu direplikasi ke wilayah lain sebagai bagian dari strategi nasional pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
βKetika masyarakat berdaya, mereka bisa menjadi pelaku utama perubahan. Kita butuh lebih banyak contoh seperti ini di seluruh Indonesia,β tutup Menteri Hanif.
Semangat Warga Sunter Agung
Di samping itu, RW 05 juga berhasil membangun sistem pemilahan yang solid dari rumah tangga. Kader lingkungan secara rutin memberikan edukasi door-to-door. Sampah organik mereka olah menjadi kompos dan pakan maggot (black soldier fly). Sementara itu, untuk sampah non-organik mereka salurkan ke bank sampah untuk didaur ulang.
Gerakan ini menjangkau anak-anak dan remaja. Bersama organisasi internasional Save the Children, RW 05 menggelar kampanye Cerdas Pilah Sampah melalui permainan edukatif, lomba, dan aktivitas sekolah. Tujuan dari kampanye ini untuk menanamkan kesadaran sejak dini bahwa setiap sampah punya dampak pada lingkungan.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia