Benahi Sektor Transportasi untuk Kendalikan Polusi Udara

Reading time: 2 menit
Imbauan tetap bermasker saat kualitas udara buruk. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut, sektor transportasi berpeluang besar memperbaiki kualitas udara dan mengatasi polusi udara.

Upayanya antara lain pengetatan uji emisi, penggunaan kendaraan listrik hingga mendorong layanan angkutan umum terintegrasi.

Belakang, kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masuk ke dalam kategori tidak sehat. Kondisi ini terus-menerus terjadi.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengatakan, berdasarkan kajian dan rekomendasi memperbaiki emisi merupakan langkah primer yang tepat untuk diadopsi.

“Kita menyentuh dari sektor transportasi baru kemudian dari alat pengendali pencemaran di industri. Sisanya yang tidak terlalu signifikan di DKI itu dari pengendalian peternakan kemudian mencegah pembakaran sampah,” kata Sigit saat Konferensi Pers Kualitas Udara di Jakarta, Jumat, (11/8).

Sigit menyebut kajian pengendalian emisi dari sektor transportasi sudah Bangkok lakukan. Negara tersebut melakukan perawatan kendaraan dan pengurangan bahan bakar dari transportasi.

Pemerintah di Indonesia pun lanjutnya sudah mengupayakan uji emisi. Selain itu menyiapkan bengkel penguji, sertifikasi bengkel dan petugas penguji emisi. Dinas Lingkungan Hidup Jabodetabek juga sudah menyepakati pengetatan uji emisi di wilayahnya.

Opsi WFH Tekan Polusi Udara

Di sisi lain, Sigit juga berbicara opsi lain untuk mengatasi polusi udara ini. Salah satunya melalui kebijakan work from home (WFH) yang bisa lembaga dan perusahaan terapkan.

Nah mohon untuk masing-masing manajemen menentukan apakah perlu WFH atau tidak,” imbuhnya. 

Penerapan kebijakan tersebut pun perlu mengacu pada kondisi kualitas udara setiap harinya. Sebab fenomena ini tidak terjadi setiap hari. Oleh karena itu setiap lembaga dan perusahaan bisa memutuskan fleksibitas pekerjaannya.   

Konferensi Pers Kualitas Udara di Jakarta. Foto: Greeners/Dini Jembar Wardani

Penyakit Pernapasan Meningkat

Sementara itu, warga yang kesehatannya terdampak polusi udara meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyebut, terjadi peningkatan penyakit saluran napas akut (ISPA).

“Tahun 2023 penyakit saluran napas akut itu memang meningkat dibanding tahun 2022. Tapi  ini kurang lebih sama seperti gambaran kita lihat ini kondisi kurang lebih tahun 2019 dan 2018,” tegas Dwi. 

Menyikapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan fasilitas kesehatan, petugas kesehatan, dan alat-alat pemeriksaan yang mampu mengdiagnosis penyakit melalui berbagai screening. Tujuannya agar masyarakat bisa mengakses dan mengetahui kondisi kesehatannya.

Dwi pun menyarankan masyarakat mencegah paparan polusi udara sesuai imbauan pemerintah. Imbauan itu seperti memakai masker, mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan bijak dalam mengurangi emisi dengan menggunakan fasilitas yang pemerintah sediakan.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : RIK

Top