BRIN Kembangkan Riset Kemasan Pangan Biodegradable

Reading time: 2 menit
BRIN melakukan riset tentang kemasan pangan biodegradable yang terbuat dari bahan alam. Foto: Freepik
BRIN melakukan riset tentang kemasan pangan biodegradable yang terbuat dari bahan alam. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset tentang kemasan pangan biodegradable yang terbuat dari bahan alam. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai yang tidak ramah lingkungan.

Selama ini sampah berbahan plastik menjadi ancaman serius bagi pencemaran lingkungan. Kemasan pangan tersebut memiliki sifat tidak mudah terdegradasi. Bahkan, butuh waktu ratusan tahun agar dapat terurai menjadi partikel yang lebih kecil (mikroplastik).

Peneliti Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN Muslih Anwar mengatakan bahwa limbah mikroplastik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia.

BACA JUGA: Pangan dan Energi Masih Jadi Fokus Utama Penelitian

“Apabila limbah mikroplastik tersebut dimakan oleh ikan kemudian dikonsumsi oleh manusia, efek jangka panjangnya bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan hormonal,” jelas Muslih dalam sebuah wawancara pada Jumat (21/3).

Kendati demikian, guna menangani permasalahan tersebut, Muslih telah melakukan riset terkait kemasan pangan biodegredable terbuat dari bahan alam. Saat ini, ia sedang meriset kemasan pangan bioplastik yang terbuat dari biomassa, seperti dari pati aren dan berbasis selulosa.

“Inovasi ini kami harapkan mampu mengurangi sampah kemasan plastik karena lebih mudah terurai,” terangnya.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 69,9 juta ton. Dari komposisi sampah tersebut, sampah sisa makanan mendominasi sebesar 41,60%, kemudian sampah plastik sebesar 18,71%.

BRIN melakukan riset tentang kemasan pangan biodegradable yang terbuat dari bahan alam. Foto: BRIN

BRIN melakukan riset tentang kemasan pangan biodegradable yang terbuat dari bahan alam. Foto: BRIN

Riset Umur Simpan Produk Makanan

Selain kemasan pangan biodegredable, Muslih dan kelompok risetnya juga melakukan riset terkait memperpanjang umur simpan produk makanan. Mereka telah melakukan riset kemasan aktif dan pintar.

”Selain berfungsi sebagai pembungkus, kemasan aktif juga berfungsi sebagai pembunuh mikroba sehingga mampu memperpanjang umur simpan,” tambah Muslih.

Saat ini, riset kemasan pintar yang sedang ia dan tim kerjakan adalah terkait penanaman sensor asam dan basa (PH) dalam kemasan makanan. Sensor tersebut berfungsi untuk mendeteksi perubahan pH, akibat adanya senyawa yang bersifat basa yang timbul dari kerusakan pangan oleh mikroba.

Ia mengatakan bahwa sensor pH akan berubah warna apabila makanan sudah rusak. Sehingga, konsumen dapat mengetahui kualitas pangan secara real-time tanpa harus melihat tanggal kadaluarsa produk.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top