Potensi Limbah Elektronik di Indonesia Sangat Besar

Reading time: 2 menit
limbah elektronik
Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Berdasarkan data International Journal of Environment Science and Development 2015, dari 45,4 juta ton jenis limbah telepon genggam di seluruh dunia, baru 31,7 juta ton yang dapat dikumpulkan. Di zaman yang sudah maju, peralatan elektronik sendiri sudah menjadi kebutuhan pokok. Sayangnya, perkembangan teknologi yang sangat cepat, mendorong usia pemakaian barang elektronik relatif singkat dan ini menjadi pemicu meningkatnya jumlah limbah elektronik.

BACA JUGA: Penanganan Sampah Perlu Dilihat Secara Menyeluruh

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, M.R. Karliansyah,mengatakan bahwa potensi limbah elektronik di Indonesia memang sangat besar. Berdasarkan data survei awal tentang pola limbah di Indonesia, ditemukan bahwa belum dilakukan pemilahan antara sampah dan limbah elektronik dengan limbah lainnya. Pengolahan selama ini dilakukan hanya dengan mengambil komponen yang masih berharga kemudian sisanya dikubur.

“Diperlukan pengelolaan limbah elektronik yang berwawasan lingkungan termasuk mengembangan sistem pengumpulan dan pengangkutannya, sistem insentif dalam pelaksanaan trade in, mekanisme Extended Producer Responsibility (EPR) yang tepat, dan pengembangan pengelola akhir formal,” jelasnya di sela-sela pelaksanaan workshop International E-Waste Management Networking (IEMN) di Jakarta, Senin (02/10).

BACA JUGA: Ada Dropbox Limbah B3 Elektronik di Kantor KLHK

Sebagai informasi, beberapa negara telah berinisiatif mengangkat isu limbah elektronik dan menjalin kerjasama antar negara dan bertukar pengalaman dalam pengelolaannya. Salah satu kerjasamanya adalah International E-Waste Management Networking (IEMN). Indonesia sendiri diminta menjadi tuan rumah pertemuan IEMN ketujuh. Pertemuan yang berlangsung dari tanggal 3 – 6 Oktober 2017 di Jakarta, diikuti oleh 14 negara yaitu: Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Chili, Filipina, Jerman, Kambodia, Mesir, Malaysia, Meksiko, Thailand, Taiwan, dan Indonesia.

IEMN 2017 mengusung tema “Talking the Next Step in E-Waste Management”. Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara pemerintah, swasta dan media di bawah koordinasi pemerintah dalam mengidentifikasi mekanisme kerjasama yang tepat untuk mengelola limbah elektronik termasuk mengembangkan metode sosialisasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak limbah elektronik dan bagaimana melakukan pengelolaannya mulai dari cara pengumpulannya.

Penulis: Danny Kosasih

Top