Sebanyak 282 Hotspot Terdeteksi secara Nasional

Reading time: 3 menit
hotspot
Petugas mengawasi lahan yang terbakar di Sumatera Selatan. Hingga Minggu (6/8/2017) pagi, titik api secara nasional terdeteksi ada 282 hotspot. Foto: KLHK

Jakarta (Greeners) – Berdasarkan pantauan satelit Aqua, Terra, SNNP pada katalog modis LAPAN pada Minggu (6/8/2017) pagi terdeteksi 150 titik api atau hotspot di Kalimantan Barat, dimana 109 hotspot kategori sedang (tingkat kepercayaan 30-79 persen) dan 41 hotspot kategori tinggi (tingkat kepercayaan tinggi lebih dari 80 persen). Jumlah hotspot ini jauh lebih banyak daripada daerah lainnya. Sedangkan titik api secara nasional terdeteksi ada 282 hotspot.

Kepala Humas dan Informasi Publik, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo P Nugroho menjelaskan sebaran 282 titik api tersebut meliputi Papua 7 titik api, NTT 12 titik api, Kalimantan Barat 150 titik api, Lampung 9 titik api, Jawa Timur 5 titik api, Jawa Tengah 6 titik api, Jawa Barat 5 titik api, Papua Barat 2 titik api, NTB 3 titik api, Babel 11 titik api, Kepri 4 titik api, Maluku 2 titik api, Sulteng 1 titik api, Gorontalo 1 titik api, Sumsel 23 titik api, Kalteng 1 titik api, Riau 16 titik api, Sumut 9 titik api, Jambi 2 titik api, Sumbar 2 titik api, Sulsel 18 titik api, Malut 1 titik api.

BACA JUGA: Kebakaran Hutan Ubah Pola Perilaku Orangutan Tuanan

Di lapangan, jumlah titik api ini kemungkinan lebih banyak karena adanya daerah-daerah yang tidak terlintasi satelit saat ada kebakaran hutan dan lahan.

“Hingga saat ini lima provinsi telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Barat terdapat lima kabupaten yang telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yaitu Kabupaten Kubu Raya, Ketapang, Sekadau, Melawi, dan Bengkayang. Tapi justru daerah yang banyak hotspotnya, seperti Kapuas Hulu, Sanggau, Sintang dan Landak yang belum menetapkan siaga darurat saat ini,” katanya, Jakarta, Senin (07/08).

hotspot

Foto: KLHK

Penanganan kebakaran hutan dan lahan masih terus dilakukan oleh satgas terpadu dari TNI, Polri, BNPB, KLHK, BPPT, Manggala Agni, BPBD, Dinas Damkar, SKPD, Masyarakat Peduli Api, dan masyarakat. Beberapa petugas dari perusahaan perkebunan juga memberikan bantuan pemadaman.

“BNPB mengerahkan 18 helikopter pembom air. Jutaan meter kubik air telah dijatuhkan di hotspot. Siang malam petugas satgas darat memadamkan api. Bahkan berkemah di hutan untuk memadamkan api,” ujar Sutopo.

Di Kalimantan Barat, pemadaman api menggunakan helikopter dilakukan di wilayah Kabupaten Kubu Raya yaitu Desa Madusari, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya; dan Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Bom air dilakukan dalam dua kali sorti. Pertama, dilakukan pada pukul 10.10 WIB – 11.30 WIB di Desa Madusari sebanyak 14 kali bom air kemudian dilanjutkan kembali pada pukul 15.00 WIB – 16.20 WIB sebanyak 11 Kali di Desa Limbung.

BACA JUGA: Potensi Kebakaran Hutan Mulai Terpantau di Beberapa Wilayah

Sutopo menjelaskan bahwa untuk sementara keadaan api yang menuju ke arah pemukiman warga sudah dapat dipadamkan, namun masih dilakukan penyisiran melalui darat. Di sekitaran lokasi masih terdapat sisa – sisa api kecil. Tim Manggala Agni masih akan melakukan penyisiran ulang melalui jalur darat sampai dapat dipastikan tidak ada sisa api yang tertinggal dilokasi tersebut.

Puncak kemarau diprediksi pada September mendatang sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan juga makin meningkat. Patroli dan pencegahan makin diintensifkan. BPBD Jambi dan BPBD Sumatera Selatan mengajukan tambahan helikopter water bombing agar dapat lebih mengefektifkan pemadaman. Lokasi kebakaran hutan dan lahan sebagian besar di daerah-daerah yang terbatas aksesibilitas.

“Beberapa kendala dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan antara lain luasnya daerah yang harus dijaga, terbatasnya sarana, prasana dan anggaran bagi petugas di lapangan, cuaca kering, sumber air terbatas, lokasi kebakaran sulit dijangkau,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top