Trotoar di Yogyakarta Belum Nyaman Untuk Pejalan Kaki

Reading time: 2 menit

Yogya (Greenersmagz) – Kondisi fisik trotoar di Kota Yogyakarta secara umum belum memenuhi standar dan belum nyaman untuk pejalan kaki. Trotoar dinyatakan sempit, banyak digunakan berdagang para Pedagang Kaki Lima (PKL), juga dijadikan lahan parkir.

Pemerhati ruang publik, Aulia Reza menyatakan, Pemerintah Kota mengabaikan hak-hak pejalan kaki. Menurut dia, Pemerintah Kota tidak memperhatikan kawasan pedestrian, terbukti dengan banyaknya trotoar di sejumlah ruas jalan ang rusak, dan beralih fungsi menjadi zona ekonomi. “Sudah tidak ramah dan nyaman bagi difabel, fungsinya tidak maksimal, ada yang belubang dan kondisinya miring,” kritik Reza.

Reza mengatakan, hilangnya fungsi dasar trotoar diantaranya terlihat di wilayah utara Statiun Tugu dan jalan Mangkubumi yang separuh waktunya berganti menjadi tempat angkringan. Begitu pula di kawasan sepanjang jalan Malioboro yang menjadi tempat parkir. Beberapa titik ruas jalan yang lain trotoar sepi pejalan kaki dan menjadi tempat berjualan.

Hal tersebut juga disampaikan pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas, dalam diskusi Integrasi Peningkatan Fasilitas Pejalan Kaki dengan Jaringan Angkutan Umum Yogyakarta, Kamis (26/7) lalu. “Benar, di Yogyakarta masih banyak trotoar yang tidak standar, dan itu membuat orang tidak nyaman berjalan, termasuk wisatawan pejalan kaki yang sedang berkunjung,” ujarnya, dikonfirmasi Selasa (31/7).

Menurut Darmaningtyas, kondisi trotoar tersebut kurang mendukung kenyamanan pejalan kaki di Kota Yogyakarta. Terlebih, sebagai kota wisata dan budaya, keberadaan kota perlu didukung fasilitas pejalan kaki yang nyaman. Ia menyatakan, apabila kondisi trotoar tidak ditangani dengan baik, hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan.

Melihat kondisi itu, Darmaningtyas berharap, pemerintah Kota Yogyakarta segera melakukan optimalisasi fungsi trotoar. Optimalisasi salah satunya dilakukan dengan menentukan standar trotoar. “Standarnya dapat diakses pejalan kaki dengan nyaman, termasuk pejalan difabel,” lanjut dia.

Sementara, Pemerintah Kota menyatakan komitmen untuk segera menata trotoar agar fungsinya lebih maksimal. “Untuk mewujudkan walkability city, salah satunya dengan melakukan penataan trotoar,” kata Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Selasa (31/7).

Langkah penataan setidaknya telah dilakukan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah dengan meninggikan trotoar yang hampir rata dengan aspal jalan. Selebihnya, Dinas yang bersangkutan telah membenahi beberapa kerusakan trotoar di ruas-ruas yang rusak.

Pemerintah Kota juga sudah merintis adanya jalan ramah bagi pejalan kaki, dengan membenahi beberapa ruas trotoar di sisi timur Jalan Hayam Wuruk di wilayah Kecamatan Danurejan. “PKL di trotoar Jalan Hayam Wuruk harus mematuhi sejumlah aturan yang telah disepakati bersama, tidak berjualan melebihi sepertiga lebar trotoar yang berukuran lebar 1,5 meter,” terang Camat Danurejan, Octo Arafat, kemarin.

Selain itu, disepanjang jalan tersebut juga tidak dilakukan penggusuran PKL. Apalagi berbagai dagangan dari sekitar 130 PKL bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi warga maupun wisatawan yang ingin berwisata kuliner. Menurut Octo, PKL juga perlu menjaga komitmen agar tercipta kenyamanan bagi pejalan kaki saat berjalan di trotoar itu. (G18)

Top