Bunga Rafflesia Merah Putih di Belantara Rimbang Baling

Reading time: 4 menit
Copyright (c) WWF Indonesia

Pekanbaru (Greeners) – Bagi Nursyamsu dan dua rekannya, perjalanan berat di dalam rimba belantara Kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling di Provinsi Riau pada sore itu pertengahan bulan Februari terasa bagai mimpi. Kelelahan yang mendera badan ketiga pegiat lingkungan dari WWF Program Riau itu mendadak sirna ketika melihat sebuah bunga besar yang ternyata adalah jenis Raflesia Merah Putih. Warga setempat menyebutnya “Cendawan Muka Rimau”.

“Saya serasa mimpi, senang sekali,” kata Nursyamsu ketika ditemui di Pekanbaru, Kamis (28/3).

Ia mengisahkan, saat itu tim WWF bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau melakukan patroli bersama untuk mengidentifikasi harimau Sumatera di Rimbang Baling yang berada di Kabupaten Kampar, Riau. Operasi tersebut terdiri dari beberapa tim untuk menjangkau 136 target lokasi.

Nursyamsu menemukan Rafflesia Muka Rimau tersebut pada hari ketujuh perjalanan di dalam hutan. Pada hari itu mereka sempat mendaki hingga ketinggian 1.000 meter dari atas permukaan laut, sebuah pendakian yang digambarkannya sebagai berat dan melelahkan karena oksigen diketinggian makin menipis.

Menyadari bahwa matahari mulai tenggelam, ketiga aktivis itu mencoba mencari sumber air sebagai lokasi mendirikan tenda untuk bermalam. Ketika mulai turun ke ketinggian 500 meter, sosok bunga langka yang memiliki nama latin Rafflesia hasseltii itu terlihat dikerimbunan pohon. Bukan satu, melainkan lima bunga sekaligus dan satu diantaranya sedang merekah sempurna.

“Kami bergantian foto di dekat bunga itu karena saking senangnya,” kata Nursyamsu.

Pada saat mekar, diameter bunga bisa mencapai 30-50 cm, cuping (perigone) 11-13 cm, dan lebar 15-17 cm. Bunga itu kerap disebut Cendawan Muka Rimau karena warnanya merah kecoklatan dengan lempeng warna putih yang relatif besar dan tidak beraturan

Karena warna itulah bunga ini juga mendapatkan julukan “raflesia merah putih”, yang merupakan tumbuhan parasit dengan inang (genus) Tetrastigma leucostaphyllum.

Humas WWF Program Riau, Syamsidar, menambahkan penemuan Rafflesia itu baru pertama kali terjadi di Rimbang Baling. Wilayah penyebaran bunga itu meliputi Selat Peninsula Malaysia, Sarawak, dan Sumatera.

Di Sumatera, wilayah penyebarannya sangat terbatas, meliputi Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sanglap, Riau, Jambi dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Rafflesia Hasseltii sendiri pertama kali ditemukan di Muara Labuh dan Alahan Panjang, Sumatera Barat pada 1918 atau 95 tahun yang lalu. Sedangkan di Riau, bunga itu terakhir ditemukan di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh pada 1995.

“Bunga ini sangat langka, kami tidak menyangka akan menemukannya di Rimbang Baling,” kata Syamsidar.

Karena saking langkanya, pemerintah menetapkan Raflesia Merah Putih sebagai salah satu spesies bunga yang dilindungi secara hukum berdasarkan Peraturan Presiden No. 7 tahun 1999. Bunga ini juga masuk dalam “Daftar Merah” IUCN dengan status genting (endangered).

Top