Hardwicke’s Woolly Bat, Bersimbiosis Mutualisme dengan Kantung Semar

Reading time: 2 menit
Seperti kelelawar pada umumnya, spesies ini terbang lambat tapi mampu bermanuver dengan lincah. Foto: Inaturalist

Hardwicke’s woolly bat, common woolly bat, hardwicke’s forest bat atau kelelawar berambut Hardwicke (Kerivoula hardwickii) merupakan spesies kelelawar vesper dari famili Vespertilionidae. Berkerabat dengan Kerivoula krauensis (Krau woolly bat), Kerivoula minuta (Least woolly bat), Kerivoula picta (Painted bat), dan Kerivoula whiteheadi (Whitehead’s woolly bat). Dalam bahasa Sinhala, satwa ini dikenal juga dengan sebagai රත් දොර කිරිවවුලා (yang berarti “kerivoula cokelat kemerahan”).

Memiliki beberapa nama ilmiah sinonim, yakni Kerivoula malpasi, Kerivoula crypta, Kerivoula depressa, dan lainnya. Seperti kelelawar pada umumnya, spesies ini terbang lambat tapi mampu bermanuver dengan lincah.

Memiliki Rambut di Punggungnya

K. hardwickii memiliki rambut di bagian punggung atau bagian belakang tubuhnya. Punggungnya berwarna cokelat dengan bagian ventral berwarna cokelat keabu-abuan yang lebih terang. Lengan bawahnya berukuran panjang 31 hingga 36 mm dengan panjang telinga sekitar 11 hingga 15 mm.

Sementara itu, perbedaan ukuran antara dua gigi premolar atas pertama P2 dan P3, serta gigi premolar atas terakhir P4 lebih mencolok dibandingkan dengan K. picta (Painted bat). Melansir berbagai sumber, kelelawar ini berasosiasi dengan tanaman kantung semar. Hal ini terjadi karena kelelawar kecil ini kerap ditemukan bertengger di atas cairan pencernaan dalam kantung semar (Nepenthes hemsleyana).

Kantung semar jenis N. hemsleyana tersebut biasa ditemukan tumbuh di rawa-rawa gambut dan hutan rawa Kalimantan. Hubungan antara kelelawar ini dengan kantung semar dianggap sebagai simbiosis mutualisme.

Kantung semar menyediakan tempat berlindung bagi kelelawar kecil ini, sementara kelelawar membuang kotoran di dalamnya yang secara tidak langsung memberikan masukan nitrogen tambahan bagi kantung semar. Diperkirakan tanaman ini dapat memperoleh hingga 33,8 % dari total nitrogen daunnya dari kotoran hewan.

Banyak ditemukan di Daratan Asia

Kelelawar ini ditemukan di China, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. Umumnya mendiami hutan dan bertengger di pohon-pohon berongga atau daun-daun yang sudah mati.

Menurut IUCN, status konservasi kelelawar jenis ini masih kurang diperhatikan (least concern) dengan jumlah populasi yang dianggap stabil. Selain itu, mereka juga tidak menghadapi ancaman yang besar selain kerusakan habitat yang menyebabkan berkurangnya tempat mencari makan dan bertengger.

Di Indonesia satwa ini belum pemerintah lindungi hingga saat ini. Meskipun begitu, menjaga kelestarian habitatnya tetap harus dilakukan agar kelelawar ini tidak menghadapi kepunahan di masa yang akan datang.

Taksonomi Hardwicke’s woolly bat

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top