Kenali Gejala Depresi pada Laki-Laki

Reading time: 2 menit
Depresi
Depresi pada laki-laki. Foto: shutterstock

Suasana hati yang terus menerus tertekan bahkan kehilangan minat dalam beraktivitas mungkin pertanda diri sedang mengalami gejala depresi. Kondisi ini bisa menyerang siapa pun termasuk laki-laki. Mereka cenderung menggunakan mekanisme koping atau cara menyelesaikan masalah yang berbeda dengan perempuan. Zat kimia di dalam otak, hormon, dan pengalaman hidup menjadi faktor-faktor yang memengaruhinya.

Psikiater Dr Sanjay Chugh mengatakan bahwa depresi pada laki-laki adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan kesedihan dan kecemasan secara bersamaan tanpa alasan yang jelas. Kaum pria juga dapat mengalami anhedonia, yakni kurangnya minat atau kesenangan pada hal-hal menarik atau menyenangkan.

Baca juga: Bersepeda Aman dan Nyaman di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Gejala fisik depresi yang tidak boleh diabaikan, kata Chugh, yakni kesulitan tidur dan rendahnya nafsu makan yang diikuti dengan penurunan berat badan. Atau gejala sebaliknya juga dapat terjadi seperti peningkatan jam tidur dan keinginan untuk makan yang meningkatkan berat badan. “Gejala-gejala ini juga dapat disertai dengan masalah pengambilan keputusan dan konsentrasi,” kata dia.

Situasi menjadi mengkhawatirkan ketika orang mulai merasa putus asa, tidak berdaya, dan tidak berharga. Melansir mayoclinic.orggejala depresi pada pria biasanya muncul pada saat mencari pelarian seperti menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat kerja atau berolahraga. Bahkan di antaranya dapat berimplikasi pada gangguan kesehatan seperti masalah pencernaan, sakit kepala, hingga peningkatan asupan alkohol.

Depresi

Gangguan jam tidur. Ilustrasi: shutterstock

“Ini dikenal sebagai tiga serangkai kognitif depresi. Jika gejala-gejala ini bertahan selama beberapa waktu, orang itu akhirnya merasa bahwa hidup ini tidak layak untuk dijalani,” ucapnya.

Berbagai cara untuk mengelola stres di antaranya meditasi dan dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Berikutnya hal yang dapat dilakukan adalah dengan menunda membuat keputusan penting, misalnya, berganti pekerjaan. Setidaknya tiap individu dapat mulai menetapkan tujuan yang realistis.

Baca juga: Manfaat Berolahraga Saat Menstruasi

Langkah selanjutnya adalah mencari dukungan emosional dari pasangan atau keluarga maupun teman. Pelajari strategi untuk membuat koneksi sosial sehingga  dapat terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan.

Banyak perawatan efektif yang tersedia untuk mengatasi depresi. Cobalah untuk menerapkan gaya hidup sehat yang rutin termasuk mengonsumsi makanan sehat dan aktivitas fisik teratur untuk membantu meningkatkan kesehatan mental.

Penulis : Ridho Pambudi

Top