Ford Bronco Sport, Mobil dengan Onderdil Berbahan Sampah Laut

Reading time: 2 menit
Onderdil mobil Bronco ini berbahan sampah plastik laut dari Samudra Hindia dan Laut Arab. Foto: Ford

Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang paling berbahaya bagi planet kita. Menyadari akan hal tersebut, perusahaan otomotif ternama asal Amerika Serikat, Ford, berinisiatif untuk menghadirkan inovasi yang lebih berkelanjutan. Baru-baru ini, mereka telah menghadirkan mobil Bronco Sport yang dilengkapi dengan onderdil berbahan dasar sampah plastik laut.

Bronco Sport sendiri merupakan mobil pertama di dunia yang menggunakan onderdil berbahan dasar sampah plastik laut. Selain itu, Ford juga merupakan produsen mobil pertama yang mulai menggunakan 100 % sampah laut untuk memproduksi suku cadang otomotif.

“Menciptakan onderdil mobil Bronco Sport dari sampah plastik laut merupakan contoh kuat dari ekonomi sirkular,” ujar Jim Buczkowski, Wakil Presiden Penelitian dari Ford, dalam rilis resmi mereka. “Ini merupakan upaya pertama kami untuk terus mengeksplorasi penggunaan sampah laut untuk pembuatan onderdil di masa depan.”

Meskipun terbuat dari sampah laut, onderdil mobil Ford Bronco Sport tetap memiliki kekuatan dan daya tahan yang prima. Onderdil tersebut sama kuatnya dengan onderdil konvensional berbahan dasar minyak bumi, tetapi biaya produksinya 10 % lebih murah. Selain itu, membuat onderdil dari sampah plastik laut juga membutuhkan lebih sedikit energi.

Ford Gunakan Sampah Laut dari Samudra Hindia dan Laut Arab

Untuk membuat onderdil mobil Bronco Sport, Ford menggunakan sampah plastik laut yang bersumber dari Samudra Hindia dan Laut Arab. Adapun mayoritas dari jenis sampah laut yang mereka gunakan yakni jaring ikan. Jaring ikan plastik cocok untuk dijadikan bahan dasar pembuatan onderdil karena bersifat kuat, ringan dan memiliki daya apung.

Ford sendiri bekerja sama dengan perusahaan DSM Engineering Materials untuk mengolah sampah plastik laut menjadi onderdil mobil. Sampah laut yang telah mereka ambil selanjutkan akan melewati proses pencucian, pengeringan dan juga proses ekstrusi. Sampah laut akan diekstrusi hingga membentuk pelet plastik dan pelet tersebut akan mereka bentuk sedemikian rupa dengan menggunakan mesin dari HellermannTyton.

Sebagai informasi, setiap tahunnya terdapat 15 juta ton sampah plastik di Samudra Hindia dan 379 metrik ton di Laut Arab. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, populasi sampah plastik akan melebihi populasi ikan di lautan pada tahun 2050. Tentu saja Ford tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Penulis: Anggi R. Firdhani

Sumber:

Ford Media Center

Top