Divers Clean Action Ajak Penyelam Bebaskan Laut dari Sampah

Reading time: 3 menit
divers clean action
Foto: dok. Divers Clean Action

(Greeners) – Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh wilayah lautan luas. Namun sayang, luasnya lautan Indonesia tidak diimbangi dengan luasnya kepedulian masyarakat mengenai keberadaan sampah di laut. Miris, Indonesia merupakan negara dengan predikat kedua di dunia sebagai negara penghasil sampah laut terbanyak. Tak hanya mencemari bagian permukaan laut, sampah juga mencemari lautan Indonesia hingga ke bagian dasar. Bila tidak ditangani lebih lanjut, pada tahun 2050 jumlah sampah laut akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ikan di laut.

Hal tersebut menjadi pemicu bagi Swietenia Puspa Lestari atau Tenia untuk membentuk gerakan bernama Divers Clean Action. Berawal dari kegemarannya akan diving atau menyelam, Tenia menjadi tahu bahwa kondisi di bawah laut Indonesia ternyata tidak sebersih yang dibayangkan. Ia kemudian rutin untuk mengambil sampah-sampah di laut ketika menyelam bersama rekan-rekannya. Namun lama kelamaan, ia sadar bahwa aksinya tersebut butuh dukungan dari rekan-rekan penyelam lainnya. Maka dari itu, ia membentuk Divers Clean Action.

“Mulai kepikiran untuk mendirikan Divers Clean Action itu sejak bulan November 2015, namun Divers Clean Action sendiri mulai resmi dibentuk pada bulan Februari 2016. Ide awal dibentuknya DCA bermula pada saat saya dan teman-teman saya rutin mengambil sampah laut ketika menyelam. Kami melakukan kegiatan tersebut secara sendiri-sendiri dan atas dasar kesadaran masing-masing saja,” ujar Tenia saat ditemui oleh Greeners di Jakarta, Selasa (15/08) lalu.

divers clean action

Foto: dok. Divers Clean Action

“Lalu lama-kelamaan saya sadar, kalau kita bergerak sendiri saja mungkin tidak akan ada perubahan yang berarti terhadap jumlah sampah di laut. Maka dari itu, saya dan teman penyelam yang lain memutuskan untuk membentuk Divers Clean Action yang berfokus untuk ‘menolong’ pantai dan pulau-pulau kecil di Indonesia, khususnya wilayah yang dijadikan kawasan wisata menyelam, dalam menangani masalah sampah laut,” katanya menambahkan.

Saat ini DCA memiliki anggota inti sebanyak 10 orang yang berasal dari wilayah Jabodetabek dan Bandung, namun jumlah volunteer atau sukarelawan DCA mencapai sekitar 600 orang. Para sukarelawan tersebut terdiri dari para penyelam yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka di-training terlebih dahulu sebelum menyelam untuk membersihkan lautan dari sampah.

Dalam menjalankan aksinya, DCA bekerja sama dengan banyak pihak, diantaranya adalah Asosiasi Usaha Wisata Selam Indonesia (AUWSI), Masyarakat Selam Indonesia (MASI), dan Forum Penyelam Mahasiswa Indonesia (FOPMI).

divers clean action

Foto: dok. Divers Clean Action

Sudah banyak kegiatan yang dilakukan oleh DCA dalam upaya untuk membebaskan lautan dari sampah. Belum lama ini, mereka berhasil mengangkat sebanyak 64 kilogram sampah dari perairan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

“Kami biasanya membersihkan sampah laut dari kedalaman 5 hingga 15 meter. Sampah yang kami temukan saat itu jenisnya beraneka ragam, mulai dari plastik sachet, botol plastik, popok, hingga sepatu dan kulkas. Setelah sampah tersebut kami kumpulkan, sampat tersebut kami pilah berdasarkan jenisnya, lalu kami jemur, setelah itu kami berikan kepada bank sampah dan petugas kebersihan. Kami tidak ingin sampah-sampah tersebut kembali mencemari laut,” ujar Tenia.

Ia menambahkan bahwa dalam waktu dekat DCA akan mengadakan aksi “bersih-bersih laut” di kawasan Ancol, Jakarta. Ia mengatakan bahwa rencananya kegiatan membebaskan laut dari sampah akan dilaksanakan sekitar dua tahun sekali. Dengan adanya Divers Clean Action, Tenia berharap bahwa kepedulian masyarakat, khususnya penyelam, terhadap kebersihan laut semakin meningkat.

Komunitas DCA juga berinisiatif untuk menyelenggarakan Indonesian Youth Marine Debris Summit (IYMDS) pada tanggal 24 – 29 Oktober 2017 di Jakarta. Dalam kegiatan ini, sebanyak 70 calon pemimpin dari berbagai penjuru nusantara berusia antara 18-25 tahun akan dikumpulkan untuk diberikan pemahaman dan pengayaan secara mendalam mengenai sampah laut.

Kegiatan IYMDS 2017 ini merupakan tindak lanjut DCA dari Marine Plastic Debris Summit pada November 2016 di Jakarta dan Rencana Aksi Nasional yang sudah dipresentasikan saat World Ocean Summit pada Februari 2017 di
Bali.

Penulis: Anggi Rizky Firdhani

Top