Gerhana Matahari Total 1983, Masa Kelam Fenomena Alam

Reading time: 3 menit
Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Bagaimana dengan saat ini? Untuk Tahun 2016 ini, Gerhana Matahari Total bisa dinikmati di beberapa belahan bumi Indonesia dan mampu menjadi daya tarik pariwisata yang sangat besar. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia bahkan memanfaatkan fenomena gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 201 untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

Direktur Pencitraan Indonesia Kemenparekraf Ratna Sumantri saat dihubungi oleh Greeners mengatakan, dalam waktu dekat, pemerintah akan membangun dan membenahi sarana dan prasarana yang mendukung sektor pariwisata di daerah-daerah yang menjadi destinasi wisatawan menyaksikan Gerhana Matahari Total.

“Kami juga telah bekerjasama dengan Langit Selatan yang akan membantu meneliti dan mempublikasi wilayah mana saja yang menarik didatangi untuk melihat gerhana matahari total,” katanya.

Astronomy Comunicator yang juga Co-Founder Langit Selatan, Avivah Yamani menjelaskan bahwa setahun sebelum gerhana itu terjadi, sejumlah hotel yang ada di Maluku telah dipesan oleh para pengusaha agen perjalanan. Agen perjalanan tidak hanya menjual fenomena gerhana matahari total, tetapi juga menawarkan beragam objek pariwisata kepada para wisatawan yang akan berkunjung ke Maluku pada 9 Maret 2016 mendatang.

“Tantangan terbesar yang harus dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana menyiapkan destinasi-destinasi tersebut untuk menyambut fenomena yang akan terjadi ini,” kata Avivah.

Tidak Selfie

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya pun menjelaskan bahwa ada beberapa cara agar masyarakat dapat menikmati Gerhana Matahari Total dengan aman. Memang, jika melihat gerhana pada fase puncak Gerhana Matahari Total dengan mata telanjang tidak berbahaya. Namun akan menjadi sangat berbahaya jika melihatnya pada saat terjadi gerhana sebagian atau sedang dalam proses terjadinya Gerhana Matahari Total dengan durasi yang lama.

“Paparan cahaya matahari dengan intensitas tinggi akan menembus mata dan merusak lapisan retina mata yang berisi syaraf sensitif. Retina tidak memiliki sensor sakit sehingga saat menatap langsung kita cendrung mengabaikan dan tidak menyadari bahwa mata kita sedang berada dalam keadaan bahaya,” katanya menjelaskan.

Selain itu, saat menikmati gerhana, masyarakat juga diminta untuk tidak berfoto diri (selfie) karena cahaya sinar matahari dapat memantul dari kaca kamera telepon seluler dan mengenai mata yang bisa menyebabkan silau.

“Kami tidak menganjurkan orang untuk foto selfie ya, karena cahayanya bisa mantul ke mata,” tandasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top