Ishak Tan; Saya Bangga Menjadi Petani!

Reading time: 5 menit

Ishak Tan - Saya Bangga Menjadi Petani!

Menurut Anda, lingkungan di Indonesia secara global seperti apa?

Yang paling terasa saat ini adalah tidak konsistennya musim. Dulu musim kemarau periodenya dimulai dari April-September, dan musim hujan pada Oktober-Maret. Yang terjadi sekarang adalah kesulitan pada tingkat petani untuk mengatur jadwal tanam sesuai dengan musim. Saya melihat dampak meningkatnya suhu adalah teridentifikasinya seranga-serangga atau hama pengganggu baru, semacam booming organisme pengganggu khususnya pada bidang pertanian. Yang tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan air. Jadi, kalau dulu kita sebut sebagai musim hujan dan kemarau, kalau sekarang ini mungkin lebih cocok kita sebut sebagai musim banjir dan musim kering (tertawa).

Bagaimana ancaman produk pertanian organik dari luar negeri?

Pertama, produk mereka relatif lebih murah. Kedua, dari segi kualitas lebih baik, sehingga menjadi ancaman yang serius bagi produk dalam negeri. Namun justru ini bisa jadi tantangan dan peluang bagaimana meningkatkan kualitas produksi kita, tetapi dengan harga yang lebih terjangkau. Ketiga, harus ada semacam kampanye tentang penggunaan produk dalam negeri, tapi bukan hanya sandang saja, karena dulu kampanyenya lebih banyak berorientasi pada sandang. Tetapi sekarang harus ada gerakan nasional bagaimana kita mengoptimalkan penggunaan produk pertanian dalam negeri. Itu adalah salah satu bentuk nasionalisme kita sebagai warga negara.

Dalam komoditi ekspor, produk pertanian kita masih sangat kurang dibanding negara lain. Menurut Anda?

Memang petani kita masih mengandalkan keunggulan komparatif. Dalam artian, dengan sumber daya alam tanah lebih luas dan iklim tropis. Berbeda dengan negara lain yang memiliki 4 iklim. Pada musim salju atau musim semi mereka tidak bisa menanam, maka itu adalah keunggulan komparatif kita. Akan tetapi, kita harus membangun keunggulan kompetitif. Kita negara tropis sama halnya dengan Thailand, tetapi yang menjadi pertanyaan, kenapa mereka lebih maju? Salah satunya adalah Thailand sudah pada generasi ketiga untuk perkawinan silang, sedangkan negara kita baru generasi kedua. Berarti kita masih tertinggal jauh, maka diperlukan suatu lompatan yang signifikan, dalam artian kita harus membuat strategi lompatan mencapai jalan yang sama dengan negara lain, paling tidak dengan sesama negara Asia.

Strategi bisnis Anda dalam pertanian organik?

Pertama, mendukung kegiatan ini dengan data yang kuat dan ilmiah. Misalnya, kami secara teratur membuat kajian laboratorium seperti nutrisi yang terkandung, dsb. Kita berharap informasi ini dapat disampaikan pada masyarakat.
Kita juga menyosialisasikan pertanian organik yang rendah residu pestisidanya, atau boleh dikatakan tidak ada. Dengan kandungan nutrisi yang banyak, strateginya adalah bagaimana kita meningkatkan atau memperbanyak dukungan data-data yang bersifat ilmiah. Kedua, kita membuat penetrasi pasar. Salah satunya memperbaiki kemasan, target pasar, dan membuat harga produk organik bisa lebih murah sehingga semua orang bisa akses. (end)

Top