Fool’s Funnel, Jamur Pasir Pantai yang Memiliki Racun Muskarin

Reading time: 3 menit
Jamur fool's funnel umumnya ditemukan di padang rumput yang tak terawat, tepi jalan dan taman, serta tumpukan pasir tepi pantai. Foto: Inaturalist

Jamur corong bodoh, champignon palsu, atau Fool’s funnel dikenal juga dengan ilmiah Clitocybe rivulosa. Berasal dari famili Tricholomataceae yang beranggotakan lebih dari 100 genus.

Jamur dari famili ini umumnya dapat dimakan, namun sebagian jenis lainnya dapat beracun dan mematikan contohnya jamur C. rivulosa ini. Berkerabat dengan Tricholoma acerbum (Bitter Knight mushroom), Lepista multiformis, Melanoleuca cinereifolia (Dune Cavalier mushroom), dan lainnya.

Sementara itu, jamur fool’s funnel memiliki beberapa nama sinonim di antaranya Agaricus rivulosus Pers., Agaricus rivulosus var. neptunus Berk. & Broome, Clitocybe dealbata var. minor Cooke, Clitocybe rivulosa var. neptunus (Berk. & Broome) Massee.

Christiaan Hendrik Persoon pertama kali mendeskripsikan jamur ini pada tahun 1801 dengan nama Agaricus rivulosus. Kemudian pada tahun 1871, seorang ahli mikologi memasukkan jamur ini ke dalam genus Clitocybe, dan menetapkan nama ilmiahnya yang dikenal hingga saat ini.

Nama genus Clitocybe berarti kepala miring, sedangkan rivulosa berasal dari kata latin yang artinya saluran, sungai, atau aliran. Hal ini mengacu pada saluran samar atau tonjolan melingkar yang terbentuk pada tudung jamur dewasanya.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Tudung jamur fool’s funnel berbentuk cembung dengan lebar 1 cm hingga 6 cm. Tepiannya rata namun terkadang juga bergelombang dan tergulung. Terkadang juga terbentuk corong yang dangkal di bagian tengahnya. Tekstur permukaannya halus serta bertepung atau seperti sutra saat kering. Warna tudungnya putih dan umumnya terdapat semburat warna putih seiring bertambahnya usia.

Selain itu, seiring bertambahnya usia akan muncul cincin konsentris samar pada permukaan tudungnya. Namun saat cuaca sangat kering cincin konsentris tersebut akan retak.

Lamellanya sedikit menurun, tersusun padat dan berwarna putih. Seiring bertambahnya usia, lamellanya akan berubah warna menjadi merah muda ke abu-abuan. Sementara batangnya berukuran panjang 3 cm hingga 4 cm dengan diameter 0,4-1 cm.

Sama seperti tudungnya, batang jamur ini bertekstur halus dan bertepung berwarna putih. Selain itu, terdapat juga bulu halus pada bagian pangkalnya, serta tidak ada cincin batang.

Spora jamur fool’s funnel berbentuk ellips, bertekstur halus, dengan ukuran 4-5,5 x 2-4,5 μm, dan cetakan spora berwarna putih. Melansir berbagai sumber, jamur ini berbau manis namun jangan sekali-sekali mencicipi rasanya karena jamur ini beracun.

Jamur C. rivulosa dan C. dealbata secara umum dianggap meragukan untuk dikatakan sebagai dua spesies yang berbeda. Hal ini karena secara makroskopis maupun mikroskopis perbedaan karakter fisik yang ada sangatlah minim.

Oleh karena itu, sebagian besar pihak berwenang menganggap kedua spesies ini sebagai nama sinonim. Namun, sebagian yang lainnya menganggap kedua spesies ini berbeda terutama di habitatnya. Jamur C. rivulosa berada di padang rumput berpasir seperti perbukitan sekitar pantai. Sedangkan jamur C. dealbata ada di padang rumput yang kaya tanah humus.

Habitat dan Distribusi

Jamur fool’s funnel umumnya ditemukan di padang rumput yang tak terawat, tepi jalan dan taman, serta tumpukan pasir tepi pantai atau perbukitan pasir dekat pantai. Jamur ini tersebar luas di Inggris dan Irlandia, tapi ada juga di sebagian besar daratan Eropa dan Amerika Utara.

Racun Jamur Fool’s Funnel

Melansir berbagai sumber, jamur fool’s funnel merupakan spesies jamur beracun yang mengandung racun muskarin. Jamur ini umumnya muncul pada tempat di mana kebanyakan orang berharap menemukan jamur yang dapat dimakan. Hal inilah yang membuat jamur ini menjadi sangat berbahaya karena dapat mengelabui kita.

Gejala keracunan akibat mengonsumsi jamur ini ialah munculnya air liur dan keringat berlebih dalam waktu 30 menit setelah konsumsi. Kemudian muncul gejala lanjutan seperti sakit perut, mual dan diare, bersama dengan penglihatan yang kabur dan kesulitan bernapas.

Namun, jarang dilaporkan adanya kasus kematian akibat keracunan jamur ini. Tetapi berhati-hati dan menghindari konsumsi jamur ini tentu lebih baik bagi kita.

Taksonomi Fool’s Funnel

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top