Bertahan Di Bumi, Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim

Reading time: 3 menit
Bertahan Di Bumi, Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim
Foto: books.google.com
Judul : Bertahan Di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim
Penulis : Fachruddin M. Mangunjaya
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Jumlah Hal. : 213 halaman
Tgl. Terbit : Edisi Pertama, September 2008

Pernah membayangkan akan seperti apa bumi ini di 30 tahun mendatang? Apakah masih ada hutan, laut, dan pedesaan yang sejuk dan indah atau akan dipenuhi gedung-gedung bertingkat tinggi yang menjulang hingga ke langit? Sikap manusia terhadap alam saat ini akan menentukan bagaimana cara kita bertahan di bumi pada masa depan. Tentunya kita bisa memilih mau bertahan dengan penampakan seperti apa untuk bumi kita di 30 tahun mendatang, menjadikannya asri dengan pohon hijau atau menjadikannya penuh dengan pohon besi.

Pada buku Bertahan di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim dijelaskan bahwa perubahan iklim mengakibatkan suhu udara naik menjadi 0,18 derajat persepuluh tahun serta penyebaran bakteri yang juga diakibatkan oleh peningkatan suhu menjadi tiga kali lipat di abad ke-20.

Sir Nicholas Stern telah mengingatkan jika sikap manusia dalam mempengaruhi bumi masih seperti saat ini (trend konsumsi energi, perubahan fungsi lahan, dan sebagainya) pada tahun 2100 akan terjadi kenaikan suhu bumi yang berakibat naiknya permukaan laut.

Salah satu penyebab perubahan iklim ini disebabkan oleh faktor manusia, para ilmuwan sepakat bahwa dengan menjaga ekosistem secara keseluruhan maka kemanusiaan akan terhindar dari berbagai ancaman penyakit, pemanasan global, penggundulan hutan, polusi udara, pencemaran air hingga perambahan spesies baru yang bukan pada habitat alaminya.

Pada tahun 2004, Kelompok Kerja Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (Pokja PA-SDA) dan Koalisi Ornop Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan mengirim sebuah memorandum kepada SBY yang menyatakan bahwa minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu 15-20 tahun, gas alam dalam waktu 35-40 tahun dan batu bara dalam waktu 60-75 tahun.

Penggundulan hutan

Saat ini 20 persen emisi gas yang dilepas di seluruh dunia berasal dari penebangan hutan, untuk itu upaya penurunan emisi gas ini bergantung dengan berapa hutan yang bisa dihindarkan dari proses penggundulan hutan.

Dalam buku ini dikatakan bahwa untuk menghadapi perubahan iklim seharusnya tidak perlu menunggu mekanisme yang rumit. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah dengan mencegah penggundulan hutan.

Ketika hutan ditebang atau dibakar maka gas karbon akan lepas ke udara dan kontribusi pada pemanasan global akan semakin parah. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara penghasil gas rumah kaca yang dihasilkan dari penebangan hutan.

Selain itu diperkirakan pula pada tahun 2050 kawasan padat penduduk di Jakarta Utara akan tenggelam, hal ini dikarenakan adanya perubahan iklim yang menyebabkan meningkatnya curah hujan 2-3% setiap tahun hingga berdampak naiknya permukaan air laut di Teluk Jakarta sebanyak 0,57cm per tahun.

Intergovernmental Panel on Climate Change memperkirakan kenaikan suhu global berkisar 1,6 – 4,2 derajat celcius pada tahun 2050 atau 2070 yang disebabkan oleh tingginya pengurasan sumber daya alam, kebutuhan hidup, pelepasan gas rumah kaca, dan pertumbuhan penduduk yang semakin masif.

Jejak ekologi

Upaya dalam menanggulangi ini adalah dengan mengukur jejak ekologi yang berupaya menjelaskan gambaran dampak gaya hidup manusia akan mempengaruhi sumber daya alam.

Istilah yang mengatakan bahwa “Don’t leave anything except your footprint” menjelaskan bahwa kehidupan di bumi ibarat berwisata bila perlu kita hanya melihat saja, mengambil gambar dan kemudian meninggalkan jejak yang baik. Ketergantungan hidup pada alam tentunya akan meninggalkan jejak pada alam, gambaran jejak yang dapat mempengaruhi alam ini yang disebut jejak ekologis. Gaya hidup dan pola konsumsi seseorang sangat menentukan jejak ekologi yang tinggi atau rendah.

Melalui buku yang ditulis oleh Fachruddin M. Mangunjaya tentang bukunya yang berjudul Bertahan Di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim menjelaskan mengenai bagaimana perubahan pada alam, dampak-dampak yang ditimbulkan, serta solusi yang harus dilakukan. Selain itu buku ini juga memaparkan kerusakan-kerusakan yang sudah terjadi pada alam, memberikan data dalam bentuk tabel agar lebih mudah dipahami serta memberikan solusi untuk menjaga bumi ini.

Penulis: Mega Anisa

Top