KUN Humanity System+, Sosialisasikan Sistem Penyelamatan di Gunung

Reading time: 2 menit
kun humanity system
Foto: KUN Humanity System

Jakarta (Greeners) – Mendaki gunung bagi para pecinta alam menjadi kegiatan yang tidak boleh dilewatkan. Selain pemandangan nan indah dari puncak gunung, banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan mendaki. Salah satunya membentuk fisik yang sehat seperti alasan sang aktivis muda pecinta alam, Soe Hok Gie sebelum wafat di Gunung Semeru, 18 Desember 1969.

Angka kematian para pendaki gunung di Indonesia memang masih relatif tinggi. Hal ini dikarenakan buruknya sistem rescue atau penyelamatan dan minimnya tenaga medis di wilayah pegunungan. Miris dengan keadaan tersebut, Anggi Frisca bersama teman-temannya mendirikan KUN Humanity System+. Berkolaborasi dengan seorang dokter yang memiliki keahlian sebagai Wilderness Medical Doctor, komunitas KUN memiliki visi untuk menekan angka kematian di gunung Indonesia.

“Kita membuat sebuah kolaborasi atau gerakan bagaimana masyarakat aware terhadap sistem itu, meskipun hanya hal kecil seperti membawa first aid kit (kotak P3K) agar bisa cepat tanggap jika terjadi sesuatu di gunung,” ujar Frisca saat ditemui oleh Greeners di acara festival outdoor di Jakarta.

kun humanity system

Foto: KUN Humanity System

KUN berasal dari kosa kata Jawa Kuno yang bermakna harapan, impian, idaman, atau cita. KUN sendiri memiliki arti Aku yang besar, dan kita sendiri adalah aku yang kecil. “Aku ini bukan saya tapi aku di antara besar jadi kajiannya besar ke aku yang paling dalam, dan diharapkan semua orang punya pemaknaan aku yang lain,” ujar Frisca.

Humanity System sendiri memiliki arti sistem kemanusiaan yang saling tolong-menolong dan saling membantu satu sama lain. Sedangkan, tanda + (plus) merupakan simbol dari first aid. “Bukan hanya sekadar bahasa medis, tapi bagaimana cara agar dapat cepat tanggap dalam situasi dengan masalah apapun,” imbuh Frisca.

Komunitas yang lahir pada 7 November 2016 ini sering melakukan pelatihan rutin kepada masyarakat sekitar gunung tentang pertolongan pertama di alam liar. Pelatihan ini diberikan secara gratis oleh KUN dan bekerjasama dengan pihak taman nasional. Hal ini dikarenakan masyarakat sekitar merupakan orang pertama yang akan turun ke lapangan jika terjadi suatu masalah terhadap para pendaki.

Pelatihan tersebut dibagi menjadi dua jenis, yakni pelatihan tentang medical first aid dan psikologis first aid. “Pada dasarnya orang cuma lihat itu sebagai situasi fisik, padahal setelah kejadian yang menimpa korban juga bisa terkena trauma,” katanya.

Karena baru terbentuk pada tahun 2016, KUN Humanity System+ belum membuka pendaftaran bagi relawan yang ingin bergabung. “Kita masih membuat sistemnya dulu untuk pergerakan ini dan beberapa riset produk untuk fasilitas penunjang penyelamatan,” ujar Frisca.

Meski demikian, masyarakat umum dapat mengikuti kegiatan KUN melalui fanspage mereka di Facebook dengan nama akun: KUN humanitysystem. “Misalnya mau daftar (KUN) mungkin setelah Mei. Kita pengin buka banyak banget peluang volunteering untuk berkegiatan bersama dan berkontribusi,” tutup Firsca.

Penulis: Thorvy Qolbi

Top