KLHK Intensifkan Upaya Pencegahan Kebakaran Hutan Sejak Dini di Riau

Reading time: 2 menit
KLHK intensifkan upaya pencegahan kebakaran hutan sejak dini di Riau. Foto: dok. KLHK

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) masih terus melakukan upaya pencegahan sejak dini untuk menghindari terjadinya potensi kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi rawan kebakaran di Sumatera dan Kalimantan.

Riau, sebagai provinsi paling terdampak kebakaran hutan dan lahan setiap tahunnya menjadi lokasi yang paling mendapat perhatian dari satuan Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Kementerian LHK. Sosialisasi, pemantauan titik api atau hotspot, patroli lapangan terus dilakukan di Riau, dan jika ditemukan titik api langsung dipadamkan.

Menurut Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Riau Supartono Yusup, posko patroli kebakaran lahan dan hutan “Terpadu Terukur” telah mulai bekerja sejak tanggal 3 Maret 2016 lalu. Tim dari posko ini, lanjutnya, telah melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat yang sedang melakukan aktifitas perladangan, berkebun, memancing, membuka lahan dan kegiatan masyarakat lainnya yang berpotensi menimbulkan kebakaran.

“Kami memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak merokok sembarangan, mematikan api puntung rokok sampai benar-benar padam dan jangan membuangnya sembarangan. Jangan membakar sampah tetapi menimbunnya ke dalam tanah. Membagi-bagikan selebaran informasi dan mengingatkan masyarakat bahwa menyebabkan kebakaran lahan melanggar hukum dan di denda milyaran rupiah,” jelas Yusuf, Jakarta, Jumat (11/03).

KLHK intensifkan upaya pencegahan kebakaran hutan sejak dini di Riau. Foto: dok. KLHK

KLHK intensifkan upaya pencegahan kebakaran hutan sejak dini di Riau. Foto: dok. KLHK

Yusuf juga mengatakan bahwa informasi hotspot yang tertangkap satelit bukanlah kebakaran tapi baru merupakan titik panas. Suatu benda terkena cahaya matahari yang sangat ekstrim akan menimbulkan panas yang sangat ekstrim juga pada benda tersebut, seperti bebatuan, tanah lapang, ilalang, sampah kering, seng atap rumah, atau benda-benda lainnya.

Dari informasi hotspot inilah, tim posko menindaklanjuti dengan mendatangi daerah tersebut untuk melakukan pencegahan dini agar jangan sampai terjadi kebakaran seperti menyiram dengan air, menimbunnya ke dalam tanah, dan upaya lainnya. Apabila terjadi kebakaran kecil, anggota segera memaksimalkan kerja pemadaman dini dengan peralatan yang sudah disiapkan.

“Untuk memperkuat posko, BBKSDA KLHK juga memperkuat patroli gajah seperti di daerah Minas. Daops Pekan Baru menggunakan lima gajah untuk mengangkut peralatan dan logistik masuk wilayah yang tidak terjangkau dengan kendaraan. Namun gajah-gajah ini tidak dapat membantu melakukan pemadaman karena gajah sangat sensitif terhadap panas,” tambahnya.

Untuk tenaga brigade pengendalian kebakaran hutan pada daerah operasi (Daops) Manggala Agni lingkup KLHK di Riau dan Riau Kepulauan tergabung dalam lima Daops di wilayah Batam, Pekan Baru, Siak, Dumai dan Rengat.

Tiap Daops memiliki dua sampai empat regu dengan jumlah personil 26 sampai 53 anggota. Total Manggala Agni di Riau dan Riau Kepulauan sebanyak 213 personil termasuk 15 perempuan. Sedangkan untuk seluruh Indonesia terdapat 121 Daops dan 1793 personil Manggala Agni serta 393 SMART (Satuan Manggala Agni Reaksi Taktis).

Di Riau terdapat 89 desa rawan kebakaran, disebabkan sebagian besar wilayahnya gambut. KLHK telah menyiapkan 69 Posko Patroli Karlahut Terpadu Terukur yang terdiri dari Manggala Agni, TNI, Polri, LSM serta masyarakat. Tiap regu terdiri dari enam orang yang dilengkapi telepon genggam berbasis Android dengan aplikasi peta rawan kebakaran terkini, informasi hotspot, dan informasi pergerakan anggota tim.

“Dengan aplikasi Android ini memudahkan masing-masing anggota untuk saling memberi dan menerima informasi, berkoordinasi, serta melakukan antisipasi kebakaran sedini mungkin sehingga semua aktifitas dapat terukur,” katanya.

Penulis: Danny Kosasih

Top