Mobil Berbahan Bakar Air dari Aceh

Reading time: < 1 menit

Langsa, Aceh Timur (Greeners) – Siswa SMK Negeri 2 Langsa, Aceh Timur, berhasil membuat sebuah mesin mobil berbahan bakar air yang diberi nama “Wave + + SMK Gas Generator” yang ramah lingkungan.

Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Langsa, Makmur  Lingga mengatakan mesin tersebut merupakan hasil penelitian dan pengembangan sekolahnya bersama Lembaga Penelitian bernama Green Energy Institute selama tiga tahun.

“Alat ini dapat memperbaiki emisi yang dihasilkan bahan bakar sehingga mobil akan irit bahan bakar dan ramah lingkungan,” kata Makmur Lingga.

Makmur menjelaskan mesin tersebut bekerja berdasarkan teori Michael Faraday tentang Elektrolisa Air (1883) yaitu prinsip elektrolisa air yang akan mengubah muatan elektron maupun atom air menjadi gas.  Mesin yang terdiri dari rangkaian beberapa perangkat mengubah air menjadi gas yang kemudian disalurkan ke dalam mesin mobil.

Meskipun telah menghabiskan dana ratusan juta rupiah dan mengorbankan dua unit mobil yang menjadi “kelinci” percobaan, mesin tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut.

Dia mengatakan mesin mobil ramah lingkungan itu pernah dipublikasikan di sebuah media di Jakarta dan sudah dilaporkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, akan tetapi sampai saat ini belum mendapat tanggapan serius dari pemerintah.

Perhatian serius justru datang dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Malaysia yang telah menghubungi SMKN 2 Langsa untuk bekerjasama mengembangkan alat tersebut.

Makmur mengatakan karena teknologi mesin tersebut bersifat terbuka (open source), Malaysia bisa mengembangkannya juga. Akan tetapi pihaknya masih menunggu tanggapan dari pemerintah Indonesia sebelum bekerjasama dengan Malaysia.

“Jangan sampai alat ini dikembangkan oleh negara lain, lalu kemudian Indonesia membelinya dari negara tersebut,” kata Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa itu.

Dia mengharapkan dapat menyebarluaskan teknologi mesin “Wave + + SMK Gas Generator” ke seluruh SMK Teknologi di Indonesia sebelum resmi diluncurkan.

Salah satu dari dua siswa SMKN 2 Langsa yang mengembangkan mesin tersebut, Ibrahim juga mengharapkan agar banyak siswa SMK lainnya  bisa mengembangkan mesin ramah lingkungan itu untuk digunakan di Indonesia. (G14)

Top