Mutiara Kini Bisa Digunakan untuk Memprediksi Perubahan Iklim

Reading time: 2 menit
mutiara
Ilustrasi: pixabay.com

LONDON, 27 Desember 2016 – Para peneliti AS percaya bahwa mereka telah menemukan bukti kuat terkait dengan iklim di masa lalu, melalui lapisan yang terdapat pada moluska atau biasa disebut sebagai mutiara.

Lapisan-lapisan dalam kerang mampu menyediakan pengukuran saat ditempatkan pada lautan tropis dan teknik ini sudah diuji pada sampel kerang yang sudah memfosil sejak 200 juta tahun lalu.

Para peneliti memberikan catatan iklim lainnya. Pengukuran melalui termometer merkuri hanya berusia 300 tahun, — termometer modern yang dipopulerkan oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1714 –, dan merupakan sistem pengukuran suhu paling awal pada tahun 1659 dan hanya terbatas pada dataran Inggris.

Bukti Iklim

Pencatatan data secara global hanya dimulai pada akhir abad lalu sehingga para ahli iklim bergantung pada bukti iklim untuk bisa menyusun data iklim pada fase historis dan pra-historis.

Para peneliti telah mengukur perubahan iklim di masa lalu melalui inti es yang diambil dari Greenland dan Antartika dan bukti dari bebatuan dasar bumi.

Mereka menyimpulkan bahwa sejarah iklim dari foraminifera, — karang mengandung kalsium karbonat yang terdapat dasar laut –, dan membaca pola perubahan dramatis melalui pertumbuhan pohon tiap tahunnya.

Para peneliti juga telah meneliti dasar danau yang tua untuk melihat perubahan pola vegetasi melalui serbuk sari yang tersimpan, — yang merupakan panduan untuk perubahan iklim — sekaligus memeriksa kesaksian manusia yang bisa menjadi bukti langsung atau tidak langsung melalui catatan kapal pemburu paus pada abad ke-18.

Mereka juga telah memecahkan pola badai dari catatan kapal yang karam di perairan Karibia dan memperoleh data cuaca bahkan dari referensi drama-drama yang dipertunjukkan di Atena, 25 abad yang lalu.

Saat ini, biomineral yang dibentuk oleh moluska mendiami perairan laut datar yang bisa menghadirkan saksi bisu terkait proses tahun-tahun yang baik dan buruk.

Nacre sangat berkilau, putih seperti mutiara dan berwarna warni, dan tumbuh dalam lapisan kerang, satu demi satu.

Pupa Gilbert, seorang fisikawan dari Universitas Wisconsin, dan rekannya menulis laporan untuk Eart and Planetary Science Letters journal, bahwa mereka menggunakan teknik yang disebut sebagai pemindaian mikroskop elektron untuk mengukur ketebalan dari lempengan atau poligon dari nacre yang ditempatkan pada kerang laut modern dan spesimen fosil dari kerang laut yang tumbuh di terumbu karang pada perairan laut dangkal.

Spesies Moluska

“Kita bisa, secara akurat, menghubungkan ketebalan nacre dengan suhu udara,” jelas Profesor Gilbert.

“Apabila yang diukur adalah struktur fisik, maka akan terlihat dengan secara langsung. Hanya perlu mengukur ketebalan nacre, jarak setiap garis, dan akan berhubungan dengan suhu udara. Apabila suhu udara menghangat maka lapisan akan menjadi lebih tebal.”

Bukti mutiara memiliki keunggulan bahwa jika kandungan kimia dari fosil kerang sudah berubah oleh keadaan saat sedang diawetkan, asalkan struktur fisik masih utuh, maka struktur nacre akan bisa menggambarkan suhu udara saat mereka berkembang.

Karena, spesies moluska sudah berada di lautan selama 400 juta tahun lamanya, para ahli iklim kini memiliki data suhu yang siap dibaca untuk memahami sejarah planet lebih mendalam.

“Satu-satunya cara untuk bisa memahami iklim di masa depan adalah melihatnya di masa lampau,” kata Prof Gilber. – Climate News Network

Top