Kayu Rapet, Tanaman Langka Berkhasiat

Reading time: 2 menit
Kayu Rapet, Tanaman Hias Berkhasiat Warisan Nenek Moyang
Kayu rapet, tanaman hias berkhasiat warisan nenek moyang. Foto: Shutterstock.

Parameria laevigata (Juss.) Moldenke atau lebih dikenal dengan nama ‘kayu rapet’ tergolong tanaman obat. Kayu rapet yang berkhasiat ini biasa tumbuh secara liar yang tersebar di hutan. Supriadi dalam Tumbuhan Obat Indonesia Penggunaan dan Khasiatnya menulis tanaman ini sebagai tanaman langka yang sulit ditemukan keberadaannya di alam. Tanaman ini bisa tumbuh hidup di tanah yang tidak tandus dan cukup mendapat sinar matahari.

Daerah penyebaran kayu rapet meliputi Burma, Cina, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Filipina, dan bagian barat Indonesia. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan beberapa penamaan. Di Lampung dia dinamakan akar gerip putih atau gakeman mayit. Orang Sunda menyebut kayu rapet dengan nama cukangkang. Dalam bahasa Jawa, tanaman ini dipanggil megatsih, pegatsih, atau kayu pepet. Di Madura kayu rapet disebut medaksi, sedangkan di Bali dinamakan ragen.

Ciri-ciri tanaman berakar tunggang ini antara lain, dia merupakan tanaman semak menjalar. Panjangnya kurang lebih 4 meter. Batang kayu rapet membelit, berbentuk bulat, berkayu, berambut, cokelat. Daun kayu rapet berjenis tunggal, lanset, berhadapan, pangkal dan daun meruncing. Daun mudanya berwarna hijau kemerahan. Setelah dewasa, daunnya akan beralih menjadi berwarna hijau, berhadapan, pertulangan menyirip, dengan panjang daun 5-12 cm, lebar 2-5 cm, bertangkai panjang 2-4 cm.

Kayu rapet memiliki bunga berbentuk malai. Bunga kayu rapet bersifat majemuk dengan mahkota berbentuk corong berwarna putih dengan panjang 2-2,5 cm. Tanaman ini berbunga pada bulan Juni-Oktober. Ketika berbuah, buahnya berwarna merah, berisi 4-10 biji.

Baca juga: Janda Bolong, Tanaman Hias yang Lagi Jadi Rebutan

Kayu Rapet, Tanaman Obat Tradisional Berkhasiat untuk Koreng sampai Disentri

Kayu rapet biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Dia juga populer dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional. Penelitian Barus, Hamidah, dan Satriadi dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat yang ditulis dalam Jurnal Sylva Scienteae (2019), menyebutkan keunggulan kayu rapet sebagai tanaman obat ialah dapat mengobati luka, koreng, disentri dan nyeri rahim setelah melahirkan.

Bagian tumbuhan yang digunakan terutama bagian kulit kayunya. Kulit kayu rapet mempunyai kandungan kimia tanin yang diduga dapat berfungsi sebagai bahan pelangsing. Pada umumnya kulit kayu rapet digunakan dengan cara direbus dengan air.

Untuk pengolahan di rumah, masyarakat biasa mengolah kayu rapet melalui proses pengeringan. yang kemudian dibuat menjadi serbuk dan diseduh sebagai jamu tradisional. Seperti yang kita ketahui jika, ramuan jamu telah digunakan oleh nenek moyang sejak turun temurun. Kemampuan meracik jamu dari berbagai jenis tumbuhan sudah menjadi warisan turun temurun yang telah mengakar kuat pada masyarakat.

Kayu Rapet, Tanaman Hias Berkhasiat Warisan Nenek Moyang

Penulis: Sarah R. Megumi

Editor: Ixora Devi

Top