Candil, Rocker yang Cinta Gunung

Reading time: 2 menit
candil
Dian Dipa Chandra alias Candil. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Lumajang (Greeners) – Menikmati alam terbuka, entah di gunung atau di laut, dapat memberikan ketenangan batin dan pikiran. Namun, tidak semua pengalaman menikmati alam menyenangkan. Seperti yang dialami oleh Candil. Rocker yang selalu tampil dengan wig keriting dan ikat kepala ini mengaku kesal saat menemukan sampah yang dibuang sembarangan di alam terbuka.

“Kita sudah lihat alam yang hijau, ada titik-titik putih, enggak tahunya plastik atau kantong kresek di tanah. Itu menyebalkan. Alam ini bagus banget, kenapa mesti ada sampah di sini? Walaupun kecil tapi ganggu,” ujarnya saat ditemui di Desa Ranu Pani, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Kegiatan menikmati alam di gunung bukan hal baru bagi Candil. Pria bernama lengkap Dian Dipa Chandra ini mengatakan bahwa sejak kuliah, dirinya gemar mendaki gunung meski dengan tujuan berwisata.

“Aku yang seperti ini saja merasa enak kalau ke puncak gunung bisa dapat udara yang segar. Yang sangat gue sayangkan, begitu sampai ke tempat yang indah gue melihat sampah,” katanya.

Menurut Candil, edukasi seputar alam sangat penting untuk membangkitkan rasa memiliki dan syukur terhadap alam. Edukasi ini diperlukan tidak hanya bagi pecinta alam, tapi juga bagi semua orang. Selain itu, ia berharap pihak berwenang memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan sampah di lokasi wisata alam.

“Minimal dikasih tahu cara kalau untuk membuang sampah harus bagaimana. Kalau perlu setiap orang yang mau naik gunung dikasih trash bag dan juga ada sign (marka) di gunung yang mengingatkan pendaki. Ada tempat sampah di gunung itu membantu, tapi kalau yang mendaki kurang sadar diri, ya, susah juga,” ujarnya.

Dari berbagai gunung yang pernah dia kunjungi, botol plastik menjadi sampah yang paling sering ditemui. Menurutnya, perusahaan yang menghasilkan produk dalam kemasan botol plastik harus ikut bertanggung jawab terhadap sampah tersebut.

“Harusnya pengusaha botol plastik ikut bertanggung jawab terhadap sampah itu. Mungkin di program CSR (corporate social responsibility) mereka harus sudah memikirkan itu,” katanya tegas.

Mantan vokalis band beraliran rock Seurieus ini juga menyoroti pesatnya pembangunan. Baginya, pembangunan memang diperlukan namun jika pembangunan tersebut tidak berkonsep, akan berujung pada kerusakan alam.

“Kita pengin maju tapi dengan sistem yang benar, dengan tata kota dan tata lingkungan yang benar, jadi bukan semena-mena dibangun dan mengganggu sumber air. Lebih ketat lagi lah,” katanya.

Penulis: Renty Hutahaean

Top