Zuki “Kill the DJ”, Dukung Sistem Pertanian Terpadu

Reading time: < 1 menit
Zuki "Kill the DJ". Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Bagi para pecinta musik rap tanah air, tidak ada yang tidak kenal dengan Marzuki “Kill the DJ” Mohamad atau yang lebih akrab dipanggil Zuki “Kill the DJ”. Dedengkot dari grup Jogja Hip Hop Foundation (JHF) ini ternyata sangat peduli terhadap nasib para petani di kampungnya.

Hilangnya keinginan para generasi muda untuk bertani membuat Zuki bersama dengan rekan-rekannya memberdayakan petani di Dusun Banjarsari, Desa Kokosan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Ditemui oleh Greeners saat menghadiri sebuah acara di Jakarta, Zuki menceritakan tujuannya memberdayakan petani-petani muda. Ia mengaku bahwa gerakannya ini memang sengaja mengajak generasi muda untuk terjun di lahan pertanian. Hal ini bertujuan agar nantinya sawah bisa terus dipanen dan menghasilkan produk pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Saya berharap bisa menginspirasi banyak orang untuk mulai ikut berpikir dan melakukan sesuatu untuk orang lain di sekitar kita dan untuk bangsa,” papar Zuki.

Zuki juga berniat untuk menciptakan satu sistem pertanian terpadu yang rencananya bisa benar-benar membuat masyarakat di desanya mandiri dan sejahtera dengan cara mereka sendiri. Konsepnya, terang Juki, para petani di desa tersebut tidak hanya bekerja untuk menghasilkan padi, namun juga bisa memiliki kebun buah maupun sayuran serta empang untuk memelihara ikan di sekitarnya.

“Kalau sudah terpadu, mereka tidak perlu lagi menunggu masa panen karena setiap tahun, setiap bulan, bahkan setiap hari pasti ada yang bisa dipanen. Saya juga berencana ingin membuat pusat studi pertanian yang khusus untuk membahas tentang pertanian terpadu ini. Karena jelas, sistem seperti ini sangat diperlukan oleh para petani,” ujarnya.

Selain mencoba memberdayakan petani muda, Zuki juga mendukung gerakan Jogja Ora Didol (Jogja Tidak Dijual). Gerakan ini meminta Pemerintah Daerah Jogjakarta untuk menyelamatkan air tanah di sana yang semakin habis diambil untuk kepentingan komersil para pengusaha.

Penulis: Danny Kosasih

Top