Alumni Kampus Kanada ini Bertekad Ciptakan Baju dari Limbah Makanan

Reading time: 2 menit
Alumni Kampus Kanada ini Bertekad Ciptakan Baju dari Limbah Makanan
Duo alumni University of Toronto, Kanada, bertekad membuat industri fesyen lebih ramah lingkungan dengan meniptakan baju dari limbah makanan. Foto: Shutterstock.

Mode yang berasal dari tumbuhan merupakan hal yang lumrah. Bagaimana dengan baju dari limbah makanan? Itu baru penemuan anyar. Alumni Univeristy of Toronto, Kanada, Avneet Ghotra dan rekannya Myra Arshad melakukan eksperimen laboratorium untuk menciptakan baju dari limbah makanan. Penelitian ini mereka mulai dengan sampah apel. Mereka mengolah limbah apel menjadi kain berbasis polylactic acid (PLA) yang kuat, tahan lama, dapat terurai, dan hemat biaya.

Selain itu, Ghotra dan Arshad membangun kemitraan dengan petani dan pembuat jus untuk mengakses limbah makanan. Tujuannya, agar mereka dapat mengolah sampah organik sekaligus menghindari pengeluaran gas metana. Gas metana merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca yang meningkatkan pemanasan global.

Ghotra mengatakan, masalah utama dalam industri fesyen saat ini adalah sebagian besar perusahaan tekstil mencampur polyester dengan serat sintetis yang tidak terbarukan. Bahan ini jelas menciptakan pakaian yang tidak dapat terdaur ulang. Alternatif yang muncul dalam beberapa tahun terakhir adalah PLA, bioplastik yang dapat terurai yang kerap produsen gunakan sebagai kemasan makanan, implan medis, dan pencetakan tiga dimensi.

Baca juga: LastTissue, Tisu Pakai Ulang Ramah Lingkungan dari Denmark

Tolak Menanam Jagung, Peneliti Pilih Manfaatkan Limbah Makanan

PLA biasanya terbuat dari batang jagung. Ghotra berpendapat bahwa komponen PLA sudah jamak sebagai berbagai bahan baku. Misalnya untuk konsumsi manusia dan bahan bakar alternatif. Hemat Ghotra, dia tidak perlu lagi menanam jagung bila ada pasokan limbah makanan pasca-industri yang tidak terpakai dari petani, produsen, dan pengecer, yang mengandung blok penyusun biologis sama untuk memproduksi PLA.

Inovasi ini mereka terapkan dalam bisnis rintisan mereka, yaitu ALT TEX.  ALT TEX adalah salah satu dari tiga perusahaan afiliasi ICUBE yang menerima hibah dari Lo Family Social Venture Fund. Organisasi ini memberikan dana kepada empat belas usaha rintisan. Termasuk mahasiswa University of Toronto, maupun lulusan baru yang memiliki ide untuk usaha sosial yang menjanjikan dan memberikan dampak global.

Sisa makanan merupakan salah satu penyumbang besar sampah global. Food and Agriculture Organization of the United Nation (FAO) menyebutkan bahwa sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi di dunia untuk konsumsi manusia setiap tahun, yakni sekitar 1,3 miliar ton hilang atau terbuang percuma.

Melihat potensi pemanfaatan limbah makanan untuk mode, pun juga dengan masalah sampah makanan yang berkontribusi besar dalam krisis iklim, inovasi ini dapat menjadi salah satu jalan keluar berbagai masalah lingkungan yang kian kompleks, yakni dimensi makanan dan industri fesyen.

Penulis: Ida Ayu Putu Wiena Vedasari

Editor: Ixora Devi

Top