Metode Pertanian Tanpa Lahan dan Tanah

Reading time: 2 menit
Pertanian Tanpa Lahan dan Tanah
Foto: www.japan.go.jp

Negara Jepang mempromosikan kembali kegiatan pertanian di pantai Tohoku yang pernah terkontaminasi oleh minyak, lumpur, dan garam akibat tsunami dan gempa besar pada 2011.

Negara matahari terbit ini menciptakan teknologi pertanian baru dengan metode tanam yang tidak lagi menggunakan lahan dan tanah. Inovasi yang digunakan bernama Pertanian Film yang dibentuk dengan lapisan transparan membran hidro dari polimer laut.

Dr. Yuichi Mori adalah ilmuwan Jepang yang mencetuskan metode tanam tanpa lahan dan tanah ini. Pada saat itu, Jepang sedang dilanda masalah pemanasan global seperti kekurangan air, degradasi tanah, dan  krisis pangan. Ia melihat kegiatan menanam merupakan kunci dalam menyelesaikan masalah

Baca juga: Apartemen Mikro dari Kontainer Bekas

Bersama perusahaan Mebiol miliknya yang didirikan sejak 1995 silam, ia mulai meneliti bagaimana menghemat sumber daya dan energi untuk menanam tanaman berkualitas tinggi. Mori lalu memanfaatkan teknologi membran dan hidrogel dan mengembangkannya dengan bidang medis.

Setelah sekitar 20 tahun mencoba, rekannya berhasil menciptakan sistem pertanian film. Teknologi ini disebut dengan Imec yang lapisan bahannya terbuat dari hidrogel dan gel polimer hidrofilik. Gel tersebut juga biasa digunakan dalam popok sekali pakai dan produk lain.

Pertanian Tanpa Lahan dan Tanah

Foto: www.japan.go.jp

Seiring prosesnya, inovasi pertanian ini tidak berjalan semudah yang diperkirakan. Dibutuhkan waktu untuk meyakinkan petani di Jepang agar menerima metode pertanian film. Para petani tidak benar-benar percaya bahwa dengan tidak menggunakan tanah maupun lahan mampu menanam dan menghasilkan produk yang berkualitas. Mori tidak putus asa, ia terus mempromosikan penemuannya. Akhirnya hingga saat ini 150 pertanian baru di Jepang telah menerapkannya.

Desain film polimer ini menggabungkan pori-pori berukuran nano (satu juta milimeter) yang menyerap air dan nutrisi, tetapi menghalangi kuman dan virus. Tidak hanya itu polimer hidro juga dapat mencegah air dan kebocoran pupuk.

Dengan menggunakan metode tersebut, petani tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Sebab, upaya yang diperlukan untuk memelajari cara mengolah tanah menjadi lebih mudah bagi pemula tanpa pengalaman bertani.

Baca juga: Bingkai Kacamata Berbahan Plastik Daur Ulang

Tahun 2009, Imec pertama kali dikomersialkan untuk memproduksi tomat di Jepang. Saat ini telah terdapat lebih dari 25 hektar ladang tomat yang diproduksi. Selain sayuran, metode pertanian film dianggap cocok untuk dugunakan menanam buah-buahan, seperti melon, stroberi, dan anggur. Sampai sekarang, 134 negara telah memeroleh hak paten untuk menerapkan tekhnologi Imec. Sementara 30 negara telah mengajukan pengenalan teknologi.

Saat ini Mori memiliki ambisi besar untuk mengembangkan pertanian tanpa tanah dan lahan di seluruh dunia. Menurutnya bertani dengan menggunakan tekhnologi Imec juga bisa mendapatkan produk berkualitas tinggi.

“Pertanian film memungkinkan untuk mengubah lahan tandus menjadi basis produksi untuk makanan berkualitas tinggi. Saya berharap kami dapat berkontribusi pada kemandirian ekonomi lokal dan stabilitas sosial di daerah-daerah,” ujarnya.

Penulis: Ridho Pambudi

Top