Mayoritas orang menggunakan semir sepatu sebagai pembersih sekaligus pengilat alas kaki. Bahan yang mudah didapatkan dan diaplikasikan membuat semir sepatu instan seringkali menjadi unggulan. Namun, umumnya 80 persen produk semir terdiri dari bahan kimia yang tidak aman bagi kesehatan. Selain dapat menimbulkan gangguan pernapasan juga menyebabkan iritasi kulit.
Di Makassar, Sulawesi Selatan, semir sepatu yang biasanya terbuat dari bahan kimiaΒ bertransformasi menjadi produk ramah lingkungan. Dalam Jurnal Ilmu Teknologi, Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar (2019), limbah kulit pisang diolah menjadi bahan pokok untuk semir sepatu.
Baca juga: Bioplastik dari Pati Biji Nangka
Pisang merupakan tumbuhan yang batang, daun, dan buahnya bisa dimanfaatkan oleh manusia. Namun, bagian kulit buahnya tidak banyak digunakan sehingga hanya berakhir menjadi limbah di lingkungan. Banyaknya limbahΒ dari sisa olahan kuliner khas Makassar mengawali adanya inovasi ini. Untuk mengurangi keberadaan limbah, kulit pisang diubahΒ menjadiΒ sebuah produk bermanfaatΒ seperti semir sepatu.
Selain kulitΒ buah dibutuhkan juga beberapa bahan pendukung untuk menyempurnakan pembuatan, di antaranya alkohol 95 persen sebagai pelarut dan vaselin sebagai bahan pengawet.
Proses pembuatannya diawali dengan pengumpulan kulit pisangΒ sebagai bahan utama. KemudianΒ limbah tersebutΒ dipilah untuk mendapatkan kulit pisang yang masih memiliki kualitas baik dan ditimbang sesuaiΒ takaran yang ditetapkan. Bahan-bahan tersebut kemudian dicacah dan dikeringkan dengan prosesΒ destruksiΒ atau penghancuran bahan kering untuk menguraikan zat organik dan membuang kandungan airΒ di dalamnya.
Baca juga: Bioplastik dari Pati Biji Nangka
Selanjutnya, kulit pisang yang telah kering dicampurΒ dengan alkohol dan vaselin ke dalam gelas kimia dan dipanaskan menggunakan hotplateΒ dengan suhu 65ΒΊC. Seluruh bahan diaduk menggunakan batang pengaduk dan magnet stirrerΒ dengan lama waktu pembuatan selama 30 menit.
Tidak kalah dari semir sepatu instan berbahan kimia, semir sepatu organik ini memiliki sejumlah kelebihan seperti tekstur yang padat, tidak lengket, tidak beraroma menyengat dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit manusia. Selain itu, pemanfaatan kulit pisang dapat mengurangi limbah yang ada di lingkungan, mengurangi efek negatif dari pemakaian semir sepatu berbahan kimia, dan dapat menghemat biaya pembelian.
Penulis: Krisda Tiofani