Bioplastik dari Pati Biji Nangka

Reading time: 2 menit
Bioplastik
Foto: shutterstock

Telah menjadi rahasia umum bahwa plastik merupakan salah satu penyumbang terbesar pencemaran lingkungan. Untuk menguranginya terdapat inovasi bioplastik yang digadang-gadang sebagai plastik ramah lingkungan. Bioplastik biasanya terbuat dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung di dalam tumbuhan.

Bahan-bahan pembuat bioplastik bisa langsung larut oleh mikroorganisme di tanah dalam waktu yang cukup singkat jika dibandingkan plastik pada umumnya. Jurnal Teknologi Agro Industri Politeknik Negeri Tanah Laut (2019) mengkaji inovasi pembuatan bioplastik berbahan dasar biji nangka.

Kandungan pati yang cukup tinggi sebesar 40 sampai 50 persen pada tiap 100 gram biji buah nangka masih belum banyak dimanfaatkan dengan optimal. Bahkan di antaranya masih dianggap sebagai sampah.

Baca juga: Peternakan Sapi Berkelanjutan di Sumatera Barat

Untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat plastik sekaligus memanfatkan limbah biji nangka yang tidak terpakai, dikembangkan inovasi bioplastik dari bahan tersebut. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan plastik ramah lingkungan ini adalah pati dari biji nangka dengan bahan pendukung gliserol, asam asetat, aquades, air, tisu, pot, dan tanah.

Pembuatan bioplastik ini dimulai dari pengolahan pati biji nangka dengan cara mengupas kulit biji buah yang sudah matang. Selanjutnya ditambahkan air dan diblender sampai menjadi bubur, lalu diperas menggunakan kain. Hasil perasan lalu didiamkan selama 24 jam untuk mendapatkan pati. Setelah 24 jam, didapatkan endapan pati yang kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kering.

Biji Nangka

Foto: shutterstock

Selanjutnya pati biji nangka tadi dimasukkan ke dalam gelas beker dan ditambahkan dengan aquades yang berfungsi sebagai pelarut. Setelah itu cairan ditambahkan gliserol sebanyak dua mililiter yang berfungsi sebagai pemlastis agar memberikan fleksibilitas pada struktur pati sehingga dapat dibentuk. Campuran tersebut lalu dipanaskan dengan suhu 70-80 derajat Celcius sambil diaduk. Suhu tersebut dipilih karena larutan akan melunak dan memudahkan proses pencetakan plastik.

Sesudah mengental, campuran dibentuk di atas cetakan yang berbahan dasar kaca dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama lima menit. Untuk proses akhirnya, bahan-bahan didiamkan pada suhu ruangan selama 24 jam.

Baca juga: Karya Seni Bernilai Tinggi dari Limbah Kayu

Bioplastik dari pati biji nangka ini memiliki karakteristik permukaan yang halus, tipis, transparan, dan tidak bergelembung. Selain itu, penambahan gliserol membuat plastik memiliki ketahanan air tinggi yang mencapai 91,67 persen. Sementara presentase air yang diserap sebesar 8,33 persen.

Tidak hanya itu, bioplastik ini juga memiliki ketahanan panas hingga suhu 105 derajat celcius. Namun, residu atau sisa ampas yang tertinggal dari bioplastik biji nangka masih memerlukan tambahan gliserol menjadi 4 ml. Penambahan ini digunakan untuk memaksimalkan sisa berat plastik hingga mampu berkurang sebesar 78,57 persen. Hal tersebut juga menunjukkan hasil degradasi yang baik karena plastik lebih cepat terurai oleh mikroorganisme.

Penulis: Krisda Tiofani

Top