Longsor di Ponorogo, 28 Orang Tertimbun dan 2 Ditemukan Meninggal

Reading time: 2 menit
longsor di ponorogo
Longsor terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Sabtu 1 April 2017, pukul 07.40 WIB. Musibah ini mengakibatkan 28 orang tertimbun longsor. Foto: greeners.co/Muhajir Arifin

Ponorogo (Greeners) – Longsor terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Sabtu 1 April 2017, pukul 07.40 WIB. Bencana ini menyebabkan 28 orang tertimbun tanah, puluhan rumah dan kendaraan mengalami kerusakan parah akibat tertimbun longsor.

“Longsor berdampak pada 35 kepala keluarga. Seratus jiwa selamat dan 28 jiwa tertimbun, 2 diantaranya sudah ditemukan meninggal dunia oleh tim gabungan. Masih ada 26 jiwa yang tertimbun. Selain itu, 19 jiwa luka ringan dan 1 luka berat. Ada 300 warga yang diungsikan ke rumah kerabat yang lebih aman dan rumah kepala desa,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan yang diterima Greeners, Senin 3 April 2017.

BACA JUGA: Banjir, Longsor dan Puting Beliung Masih Menghantui Jawa Timur

Sebanyak 1.555 personel gabungan melakukan pencarian dengan menggunakan 7 alat berat. Tim gabungan ini berasal dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, Dinas Sosial, Pemkab Ponorogo dan relawan. Mengingat beratnya medan, alat berat kemungkinan akan terus ditambah.

“Selain alat berat, sejumlah peralatan juga dikerahkan antara lain mobil dapur umum, ambulans, tenda, genset dan truk tangki air,” ujar Sutopo.

Keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mengatakan pencarian pada Minggu, 2 April 2017, sempat dihentikan karena kondisi hujan dan rawan terjadi longsor susulan. Operasi pencarian hari ini dibagi dalam tiga sektor, yakni sektor A yang dipimpin Basarnas, sektor B dipimpin Polri dan sektor C dikoordinir TNI.

“Pencarian difokuskan di sektor A yang berada di titik nol atau berada di posisi paling atas lokasi longsor. Di lokasi tersebut, timbunan longsor mencapai 10 meter. Di situ, banyak warga panen jahe saat kejadian. Diduga ada 9 orang tertimbun,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ponorogo, Setyo Budiono.

BACA JUGA: Data Historis Bencana Dibutuhkan untuk Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana

Pemda Ponorogo menetapkan status Tanggap Darurat selama 14 hari hingga tanggal 15 April mendatang. Selain itu, pemerintah daerah tengah menyiapkan tempat tinggal darurat sementara karena warga yang terdampak harus mendapatkan pemulihan cepat dan tepat dan tidak boleh terlalu lama tinggal di situasi kedaruratan.

Kronologi Bencana Longsor Ponorogo

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis kronologi bencana longsor di Kabupaten Ponorogo.

11 Maret 2017
Warga Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo menemukan tanda-tanda retakan 30 sentimeter di tebing Banaran dan kemudian melaporkan ke aparat Polisi.

17 Maret 2017
Retakan tebing itu menjadi panjang dan luas sekitar 9 meter.

26 Maret 2017
Retakan itu meluas menjadi sekitar 15 meter. Pemda Kabupaten Ponorogo sudah antisipasi dan melakukan sosialisasi kepada warga dan mendirikan Posko.

Warga saat itu telah mengungsi di rumah Kepala Desa Banaran karena retakan menjadi sekitar 20 meter. Namun hujan terus mengguyur sekitar wilayah Ponorogo. Akibatnya, air hujan masuk ke dalam dan ada lapisan batuan dasar atau kapur.

1 April 2017
Meski sudah mengungsi, warga kembali menghuni rumahnya untuk melakukan panen jahe. Daerah tersebut merupakan sentra penghasil jahe. Saat itu, warga mendengar suara gemuruh dan asap, sehingga warga lari berhamburan menuju lokasi yang aman. Longsor terjadi pada pukul 07.40 WIB.

Penulis: MA/G12

Top