Bunga Kamboja, Bunga Khas Pulau Dewata

Reading time: 3 menit
bunga kamboja
Bunga kamboja (Plumeria alba). Foto: pxhere.com

Bulan November menjadi Bulan Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Cara mengekspresikan kecintaan kita terhadapa flora dan fauna Indonesia pertama adalah dengan cara mengenalnya terlebih dahulu. Ada istilah ‘tak kenal, maka tak sayang’, hal ini tidak hanya berlaku kepada sesama manusia, flora dan fauna juga perlu dikenal, apalagi melihat dengan begitu banyak turunan mulai dari satu famili ke genus, dan dari satu genus melahirkan banyak spesies.

Contohnya saja pada flora Plumeria, Plumeria merupakan salah satu genus yang termasuk di dalam famili Apocynaceae. Tanaman-tanaman yang termasuk di dalam famili Apocynaceae dikenal menghasilkan berbagai metabolit sekunder yang digunakan dalam obat-obatan tradisional untuk sakit maag, demam, asma, dan batuk rejan (Heijden, 2004). Sebelumnya, sudah tahukah kalian flora Plumeria?

Plumeria adalah penamaan dari tanaman kamboja atau dalam bahasa Inggris disebut ‘frangipani’. Bunga pada tanaman kamboja sudah sangat terkenal dan pastinya tidak asing bagi yang senang berkunjung ke Pulau Dewata, karena bunga cantik ini menjadi ikon. Di Bali, kamboja ditanam di berbagai titik dan dijadikan keperluan keagamaan serta adat. Sering terlihat masyarakat Bali menyematkan bunga kamboja di bagian belakang telinga.

Asal muasal tanaman kamboja adalah dari Amerika Tengah. Nama plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier, seorang ahli botanis asal Perancis di abad ke-17. Kamboja dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis dan iklim tropis Indonesia sesuai dengan kebutuhan tumbuh bunga kamboja. Bunga pada kamboja memiliki keunikan yang khas yaitu beraroma harum saat malam hari.

Kamboja dapat tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 m di atas permukaan laut. Ciri khas tanaman ini mudah tumbuh dan berkembang biak serta tidak memerlukan perawatan khusus. Tanaman kamboja dapat bertahan hidup sampai ratusan tahun karena merupakan tanaman sekulen yaitu jenis tanaman yang dapat menyimpan air pada seluruh bagian mulai dari akar, batang, daun, dan bunganya.

bunga kamboja

Bunga kamboja berwarna pink. Foto: commons.wikimedia.org

Berdasarkan tinjauan beberapa kajian ilmiah, secara morfologi kamboja memiliki ciri-ciri antara lain batangnya bulat dan berkayu keras, bengkok dengan percabangan 5 yang banyak. Pada kulit batang muda mempunyai warna hijau dan akan berubah menjadi abu-abu seiring dengan penuaan batang. Saat berbunga, cabangnya akan kehilangan daun dan hanya terlihat seperti pohon mati dengan cabang yang gundul.

Daunnya memiliki beragam bentuk antara lain berbentuk lanset dengan ujung dan pangkal daun meruncing, berwarna hijau dan tebal, serta tulang daunnya menonjol. Lalu terdapat jenis daun yang sempit dan ada pula yang ujung daunya tidak lancip, tetapi membulat. Selain itu ada daun yang pada bagian pangkalnya menyempit, tetapi di bagian ujung melebar. Umumnya panjang daun berukuran 15- 20 cm. Sementara lebar daunnya berkisar 6 – 12,5 cm (Random House Australia, 1999).

Bagian yang paling terfavorit adalah pada bunganya, bunga kamboja memiliki ukuran diameter 8-12 cm. Mahkota bunga umumnya berjumlah lima helai dan memiliki wangi yang khas. Mahkota bunga mempunyai corong dengan lingkar yang sempit dan sisi bagian dalamnya berambut halus. Bentuk mahkotanya pun tidak monoton, ada yang bertajuk lebar hingga bulat serta mahkota panjang yang sempit dan berpilin (menggulung). Selain itu, ada mahkota yang berbentuk oval hingga bintang (Little, 2006).

Bunga kamboja saat ini tidak saja berwarna putih dan kuning tetapi ada jenis persilangan baru berwarna merah muda, orange, merah, dan merah tua. Berdasarkan sumber ilmiah, hingga tahun 2004, terdapat lebih dari 600 kultivar kamboja yang telah didaftarkan dari seluruh dunia dan meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan terdapat lebih dari 15.000 kultivar kamboja di seluruh dunia yang sedang dikembangkan oleh pengoleksi dan pembudidaya (Little, 2006). Badan internasional resmi yang mendaftarkan kultivar kamboja adalah The Plumeria Society of America (PSA).

Dibalik kecantikan pada bunganya, tanaman kamboja dianggap sebagai tanaman yang terkesan seram atau ‘angker’ oleh masyarakat umum karena sering juga ditemukan di lahan pemakaman/kuburan. Meskipun demikian, kamboja mengandung banyak senyawa dimana berkhasiat baik untuk tubuh. Pemanfaatan obat alami sebagai antibakteri banyak dilakukan oleh masyarakat dan jarang menimbulkan efek samping, salah satunya pada bunga kamboja putih (Plumeria alba).

Bunga kamboja putih mengandung beberapa senyawa kimia penting yang bersifat antibakteri, yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, steroid, saponin dan terpenoid. Dalam kajian penelitian Nurcahyo dan Purgiyanti dalam Jurnal Para Pemikir Vol.6 (2017), menjelaskan bahwa kamboja putih mengandung minyak atsiri. Senyawa atsiri tersebut sangat bermanfaat, antara lain dapat memberi efek relaksasi, mengurangi stress, dan mengusir nyamuk.

Selain itu, penelitan Luh Putu Wrasiati dkk Universitas Udayana yang dikutip pada jurnal Biologi (2011), menjelaskan bahwa dewasa ini terutama di Bali, ekstrak bunga kamboja digunakan secara luas pada produk-produk kecantikan seperti body lotion, scrub, sabun mandi, dan larutan aroma terapi. Bunga kamboja kering disamping digunakan sebagai bahan baku hio atau dupa juga mulai digunakan secara terbatas di rumah-rumah kecantikan dan oleh kaum vegetarian sebagai minuman yang dikenal dengan ‘frangipani tea’ atau teh herbal kamboja.

bunga kamboja

 

Penulis: Sarah R. Megumi

Top