H&M Bring It On, Komitmen Mode yang Berkelanjutan

Reading time: 3 menit
bring it on
Foto: www.hm.com/id/inspiration/ladies/bring-it-on

Beranggapan bahwa industri mode sebagai industri terbesar kedua di dunia, Hennes dan Mauritz AB, pendiri H&M, berkomitmen untuk ikut mengemban tanggung jawab melindungi lingkungan hidup. Salah satunya adalah dengan program “Bring It On” yang menampung busana dengan nilai guna yang turun karena rusak atau noda.

“Kemarikan pakaian yang tidak lagi kamu inginkan, dari segala merek dan segala kondisi. Kita akan memberinya kehidupan yang baru. Bring it on (bawa kepada kami), stocking robek, kaus yang bernoda, celana dalam yang pudar, kaus kaki yang hilang sebelah, gaun yang warnanya hilang, pakaian yang tidak pernah kamu gunakan, dan pakaian yang warnanya bukan lagi seleramu, bawakan kepada kami,” tulis H&M di situs resminya.

Menurut H&M, tidak ada pakaian yang benar-benar robek, usang ataupun bekas. Busana-busana tersebut sebenarnya masih dapat digunakan atau didaur ulang, namun pada kenyatannya terbuang bersama dengan sampah rumah tangga.

bring it on

Foto: www.hm.com/id/inspiration/ladies/bring-it-on

Untuk menjalankan salah satu inisiatif Conscious ini, H&M mengelompokkan pakaian-pakaian usang yang telah terkumpul menjadi lebih dari 350 kategori yang berbeda. Secara sederhana, busana dibagi menjadi kelompok yang masih dapat digunakan dan tidak layak pakai.

“Busana yang masih layak pakai akan didistribusi ke seluruh dunia sebagai pakaian bekas. Sementara itu, pakaian yang tidak dapat digunakan lagi akan dikonversi menjadi produk lain, seperti kain pembersih atau produk lain, atau digiling untuk kemudian dimanfaatkan dalam industri konstruksi atau otomotif sebagai bahan bantalan dan isolasi. Beberapa di antaranya akan diolah menjadi serat tekstil dan dipintal menjadi benang dan digunakan dalam produksi inisiatif Conscious H&M yang baru,” tambahnya.

Selama prosesnya, H&M menjelaskan bahwa tidak ada bahan yang terbuang. Misalnya bahan-bahan logam seperti kancing atau ritsleting juga akan didaur ulang. Bahkan potongan paling kecil dari hasil cacahan yang berupa debu akan diolah, yaitu dengan mengumpulkan kemudian disalurkan ke pabrik kertas. Debu-debu tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin penekan yang mengolahnya menjadi kardus.

H&M menyatakan bahwa mengubah industri fesyen menjadi lebih hijau menjadi tantangan yang cukup berat dan bukan sesuatu yang dapat dilakukan sendiri. Oleh karena itu mereka mengajak konsumen untuk memisahkan dan memberikan busana yang tidak terpakai lagi atau usang.

“Sebagai salah satu perusahaan mode terbesar di dunia, kami mengemban tanggung jawab yang besar. Karena itulah kami meluncurkan inisiatif pengumpulan pakaian bekas ini pada tahun 2013. Bersama-sama kita bisa menyempurnakan mode,” tulis H&M.

bring it on

Foto: www.hm.com/id/inspiration/ladies/bring-it-on

Sebagai informasi, H&M group merupakan sebuah perusahaan fesyen dunia yang tampil dengan merek H&M and H&M Home, COS, & Other Stories, Monki, Weekday dan Cheap Monday. Setiap label memiliki identitas yang unik, di mana semuanya mengajak konsumen untuk mengenakan busana dengan cara yang berkelanjutan.

Menurut H&M, perubahan di dalam industri ini tidak hanya terkait produksi dan material yang berkelanjutan. Namun lebih jauh dari sekadar itu. Tanggung jawab tersebut terletak di setiap mata rantai industri mode.

H&M beranggapan bahwa perubahan ini tidak hanya terkait produksi dan material yang berkelanjutan namun lebih dari itu. “Bagi kami, tanggung jawab tersebut lebih jauh dari itu dan membentang di seluruh rantai nilai kami. Kami mengajukan tuntutan yang sangat ketat kepada pemasok kami, termasuk peraturan sosial dan lingkungan, sesuai dengan kode etik kami: the Sustainability Commitment.”

Penulis: Ayu Ratna Mutia

Top