Penyakit Jantung Koroner, Pembunuh Nomor Satu di Indonesia

Reading time: 3 menit
penyakit jantung koroner
Ilustrasi. Foto: hidoctor

(Greeners) – Penyakit jantung koroner merupakan salah satu nama penyakit yang cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia. Dalam rangka menyambut Hari Jantung Sedunia yang akan diperingati pada tanggal 29 September mendatang, rasanya tak salah bagi kita untuk mengenal lebih jauh penyakit yang satu ini.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Yayasan Jantung Indonesia, Dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP (K), saat dihubungi Greeners.co melalui telepon pada Sabtu (16/09) menyatakan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2014, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi pada semua umur, yakni sebesar 12,9 persen. Diperkirakan, angka tersebut dapat bertambah setiap tahunnya bila masyarakat Indonesia tidak menerapkan gaya hidup sehat.

Lebih lanjut Siska mengatakan bahwa penyakit jantung ada berbagai macam, namun yang paling umum dikenal adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner inilah yang dapat menyebabkan serangan jantung.

“Penyakit jantung koroner disebabkan oleh adanya sumbatan di arteri koroner, arteri yang mengoptimalkan otot-otot jantung. Selain itu, ada juga jenis penyakit jantung lain seperti penyakit jantung hipertensi dan penyakit jantung rematik,” katanya memaparkan.

Ia menjelaskan bahwa gangguan aliran darah di arteri koroner atau pembuluh darah jantung diakibatkan oleh adanya timbunan lemak yang menyumbat arteri koroner. Gejala dari penyakit jantung koroner yang paling dominan dirasakan oleh para penderitanya adalah adanya keluhan nyeri dada.

“Ketika kita beraktivitas, tekanan darah dan detak jantung kita akan meningkat sehingga kebutuhan jantung akan oksigen juga turut meningkat. Saat terjadi peningkatan kebutuhan oksigen tersebut, pembuluh darah jantung yang sudah mengalami penyumbatan tidak bisa mengkompensasi hal tersebut. Akibatnya, jantung akan kekurangan oksigen dan akan timbul nyeri dada,” ujarnya.

“Kalau sudah ada sumbatan total, maka terjadilah serangan jantung. Penderita akan merasa nyeri dada yang hebat sekali, dan bisa juga disertai dengan keringat dingin, mual, dan muntah. Akan berakibat fatal bila tidak ditangani sesegera mungkin,” tambahnya.

Cegah dengan SEHAT

Penyakit jantung koroner sendiri disebabkan oleh beberapa faktor. Dr. Siska memaparkan kurang lebih terdapat tujuh faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner pada seseorang.

“Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, diantaranya adalah kerusakan organ jantung karena usia lanjut, hipertensi yang tidak terkontrol, diabetes, kebiasaan merokok, dan kurang melakukan aktifitas fisik. Selain itu, faktor jenis kelamin juga dapat berpengaruh. Laki-laki lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan perempuan hingga usia tertentu. Risiko perempuan untuk terserang penyakit ini lebih rendah selagi dia masih haid, karena ada faktor proteksi dari hormon estrogen,” tuturnya.

“Kondisi genetis juga dapat menjadi faktor penyebab penyakit jantung koroner. Kalau ada first degree relatives kita seperti ayah, ibu, kakak, atau adik yang terkena penyakit ini, kemungkinan kita untuk terkena penyakit jantung koroner akan lebih tinggi,” ujar dr. Siska menambahkan.

Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa sebagian faktor penyebab risiko jantung koroner dapat dicegah. Untuk mencegah penyakit jantung koroner, ia memiliki tips yang disingkat SEHAT.

“Kita dapat mencegah penyakit jantung dengan menerapkan SEHAT. S adalah seimbangkan gizi, E adalah enyahkan rokok, H adalah hadapi stres, A adalah awasi tekanan darah, dan T adalah terapkan olah raga. Kelima hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan kita,” katanya.

Ia juga berpesan supaya kita terus waspada. Apabila kita merasakan gejala serangan jantung yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner seperti nyeri dada yang mendadak, sebisa mungkin kita langsung menemui tenaga medis. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan kematian.

“Bila ada nyeri dada, langsung diperiksakan. Jangan cuma dianggap sepele. Segera periksakan ke rumah sakit sebelum 12 jam, supaya bisa diberikan obat-obatan untuk membuka sumbatan di pembuluh darah koroner. Pokoknya, jangan ditunda-tunda kalau ada keluhan nyeri dada. Langsung ke rumah sakit.Lebih baik nyeri dada tersebut dianggap sebagai serangan jantung padahal bukan, daripada dianggap bukan serangan jantung tapi ternyata iya,” katanya mengingatkan.

Penulis: Anggi Rizky Firdhani

Top