Menetap di Kutub Utara dengan Rumah Geodesik Berpanel Surya

Reading time: 2 menit
rumah geodesik
Foto: Ingrid Hjertefølger via Inhabitat.com

Hidup di Kutub Utara bukanlah sebuah hal yang sederhana dan mudah. Namun keluarga Hjertefolger membuktikan sebaliknya. Empat tahun lalu, suami istri Benjamin dan Ingrid Hjertefolger mulai membangun rumah mereka di utara Norwegia, Pulau Sandhornoya.

Nature House, nama rumah pasangan tersebut, berbentuk silinder yang dibungkus dengan panel surya berbentuk kubah geodesik. Rumahnya terletak di pulau di sebelah Utara Norwegia dan dapat menampung enam orang anggota keluarga. Mereka mempertahankan keberadaan rumah yang berkelanjutan walaupun kondisi lingkungan yang keras. Rumah ini bahkan memiliki tempat untuk menanam sendiri makanan yang mereka makan.

Keluarga Hjertefolger sudah tinggal di rumah ini selama 3 tahun, bersama 4 orang anaknya. Mereka tinggal disana sejak 8 Desember 2003, tepat setelah mereka memasang panel surya Solardome dengan dibantu teman dan tetangga mereka.

rumah geodesik

Foto: Ingrid Hjertefølger via Inhabitat.com

Rumah ini bekerja sesuai perkiraan dan sesuai dengan perencanaannya. “Kami sangat menyukai rumah ini, seakan rumah ini memiliki jiwanya sendiri dan terasa sangat personal. Yang mengejutkan adalah fakta bahwa kami tidak hanya membangun rumah baru namun kami membangun diri kami sendiri yang baru dengan rumah ini. Proses membangunnya telah mengubah dan membentuk kami,” ungkap Benjamin.

Keluarga ini harus merancang rumah dengan memperhitungkan suhu dan angin yang kencang di tempat tersebut. Mustahil untuk bercocok tanam di rumah tersebut saat musim dingin, tidak ada matahari selama 3 bulan musim dingin di sana. Namun rancangan mereka berhasil memberikan keluarga ini kesempatan untuk bercocok tanam lebih lama 5 bulan dibandingkan bila mereka bercocok tanam di luar ruangan. Tumbuhan yang mereka tanam diantaranya apel, cherry, plum, aprikot, anggur, timun, tomat, berbagai tanaman bumbu dan melon.

rumah geodesik

Foto: Ingrid Hjertefølger via Inhabitat.com

Menanam makanan sendiri hanya salah satu keunggulan dari rumah ini. Mereka menggunakan air kotor dan air bekas pakai untuk dijadikan pupuk dan pengairan untuk tanaman mereka. Sampah makanan dijadikan kompos, dan mereka selalu memastikan untuk memakai barang rumahtangga yang bisa di daur ulang. Rumah ini juga bisa bertahan jauh lebih lama karena rumahnya tertutup kaca sehingga tidak terkena efek cuaca, artinya tidak perlu mengecat ulang dan merapikan dinding seperti yang biasa dilakukan di rumah biasa.

Banyak yang bisa diperbaiki di rumah tersebut namun kelihatannya keluarga ini sangat puas dengan desain yang ada. Ingrid menambahkan, “satu-satunya yang perlu diperbaiki adalah pemakaian kaca ganda sehingga kami bisa menanam tanaman tropis dan tidak ada tetesan air selama musim dingin, namun hal itu kurang realistis karena harga kaca ganda tersebut sangat mahal.” Ia melanjutkan, “rasa yang kami dapatkan saat memasuki rumah ini sangat berbeda dibandingkan dengan rumah lain. Atmosfirnya unik dan menenangkan.”

Penulis: NW/G15

Top