Jakarta Rancang Pilot Project Kelola Sampah Mandiri di Enam Kelurahan

Reading time: 2 menit
Jakarta merancang pilot project kelola sampah mandiri di enam kelurahan. Foto: DLH DKI Jakarta
Jakarta merancang pilot project kelola sampah mandiri di enam kelurahan. Foto: DLH DKI Jakarta

Jakarta (Greeners) – Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta kini sedang merancang Pilot Project Pengelolaan Sampah Kolaboratif di enam kelurahan terpilih di Jakarta. Aksi ini diperkuat melalui Forum Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) klaster Persampahan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan bahwa KSBB bertujuan menciptakan sistem pengelolaan sampah mandiri. Sistem ini terbangun melalui sinergi antara pemerintah, industri, startup, akademisi, organisasi masyarakat sipil, hingga komunitas.

β€œMelalui pilot project pengeloaan sampah ini, kami ingin mengintegrasikan berbagai kontribusi seperti infrastruktur, teknologi, edukasi, pelatihan, dan pendampingan dalam sistem pengelolaan sampah berbasis wilayah,” kata Asep dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/6).

Asep menyebut enam lokasi yang menjadi sasaran pilot project pengelolaan sampah. Lokasi tersebut mencakup RW 07 Kelurahan Johar Baru (Jakarta Pusat), RW 04 Kelurahan Pegangsaan Dua (Jakarta Utara), dan RW 05 Kelurahan Pengadungan (Jakarta Barat). Sementara itu, RW 07 Kelurahan Ulujami (Jakarta Selatan), RW 17 Kelurahan Klender (Jakarta Timur), dan Pulau Sancang di Kelurahan Pulau Pari (Kepulauan Seribu) juga termasuk dalam proyek ini.

BACA JUGA: RI dan Jepang Kerja Sama Studi Kelayakan Penanganan Sampah

β€œPontensi program CSR dari industri dan startup serta pendampingan dari CSO dan akademisi tentu akan menjadi kolaborasi yang efektif menyukseskan pilot project ini,” ungkap Asep.

Asep menambahkan, output dari kolaborasi ini berupa sosialisasi, edukasi, pelatihan, dan pendampingan kepada seluruh rumah tangga di lokasi RW pilot project tersebut. Selain itu, juga adanya penyediaan infrastruktur dan sarana pendukung.

β€œData capaian proyek seperti peningkatan jumlah rumah yang memilah sampah dan pengurangan volume sampah, menjadi salah satu indikator keberhasilan pilot project ini,” tambahnya.

Dia mengatakan, DLH akan melakukan pemantauan dan evaluasi ketat selama satu tahun pertama. Ia berharap pilot project ini menjadi model yang dapat direplikasi di 261 kelurahan lainnya. Hal ini sebagai praktik baik dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Dukung Jakarta sebagai Kota Global

Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota, Nirwono Joga, menyatakan proyek ini sangat selaras dengan visi Jakarta sebagai kota global yang masuk peringkat 50 besar dunia pada 2029 mendatang. Salah satu indikatornya adalah pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan.

β€œJakarta menghasilkan sekitar 8.000 ton sampah per hari. Jika terbagi ke 267 kelurahan, maka masing-masing kelurahan perlu mengurangi sekitar 29,96 ton per hari. Ini bisa tercapai jika setiap kelurahan mengedepankan inovasi dan kolaborasi dalam mengelola sampah,” jelasnya.

BACA JUGA: Alfamidi Gandeng Bank Sampah Sakura Ajak Masyarakat Bijak Kelola Sampah

Nirwono mengatakan, Jakarta dapat mengidentifikasi tiga kategori kelurahan berdasarkan keberhasilan pengurangan sampah. Pertama yakni kategori bebas sampah, yang berhasil mengurangi timbulan sampah secara signifikan. Kedua, kategori bebas sampah parsial, yang masih dalam proses menuju kategori rendah sampah. Kemudian, yang ketiga belum bebas sampah, wilayah yang mengalami kesulitan dalam hal pengurangan dan pengurangan sampah.

β€œBagi kelurahan yang masuk kategori bebas sampah, dapat menjadi pusat pembelajaran bagi kelurahan lainnya. Sedangkan kelurahan yang belum bebas sampah akan menjadi prioritas pendamping oleh DLH. Jika target ini tercapai di 267 kelurahan, maka bisa terbentuk sistem pengelolaan sampah mandiri yang berkelanjutan di tingkat wilayah,” tutupnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top