Pelatihan Jurnalis: Isu Perubahan Iklim Harus Disampaikan Secara Tepat

Reading time: 2 menit
Workshop Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan bagi Jurnalis, diselenggarakan pada 9-11 Oktober 2015. Foto: greeners.co/Hanifa Paramitha Siswanti

Bandung (Greeners) – Pada tanggal 9 hingga 11 Oktober 2015 lalu, Friedrich Naumann Stiftung feur die Freihet (FNF), Freedom Institute dan Indonesian Youth Team for Climate Change mengadakan kegiatan bertajuk “Workshop Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan bagi Jurnalis”. Pelatihan yang diselenggarakan di Hotel 101 Dago, Bandung ini diikuti oleh para jurnalis dari berbagai daerah.

Program Officer FNF, Muhammad Husni Thamrin menyatakan bahwa dalam kegiatan pelatihan angkatan ke-27 ini, jurnalis memiliki peran penting untuk menyampaikan isu perubahan iklim kepada masyarakat. “Jurnalis berperan sangat penting pada isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan di masa depan dengan menyebarkan (kepada masyarakat) melalui media massa, seperti blog,” ujarnya.

Sebelum mengikuti pelatihan, para peserta harus mengirimkan karya tulis berupa artikel mengenai isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan melalui blog pribadi. Dari 50 pengirim karya tulis, tersaringlah 26 pemuda yang mengikuti kegiatan ini.

Workshop Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan bagi Jurnalis, diselenggarakan pada 9-11 Oktober 2015. Foto: greeners.co/Hanifa Paramitha Siswanti

Workshop Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan bagi Jurnalis, diselenggarakan pada 9-11 Oktober 2015. Foto: greeners.co/Hanifa Paramitha Siswanti

Menurut I Gusti Gede Maha Adi, Direktur Ekskutif Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) yang menjadi salah satu pemateri dalam pelatihan ini, menyatakan, jurnalis lingkungan penting menguasai pengetahuan dasar akan isu perubahan iklim dengan mengoptimalkan panca indera.

“Jurnalis penting mengoptimalkan panca indera dan menguasai apa yang menyebabkan perubahan iklim itu muncul, dampak, faktor, serta aktor penting di dalamnya selain menguasai ilmu dasar jurnalistik,” kata Adi.

Selain harus menguasai pengetahuan dasar akan isu secara baik, jurnalis juga harus tahu cara mengkomunikasikan isu perubahan iklim tersebut dengan tepat sasaran dan dapat diterima oleh seluruh lapisan dan pendidikan masyarakat.

Staff Kepresidenan Republik Indonesia untuk Perubahan Iklim, Lia Zakiyyah yang turut hadir sebagai pemateri menyebutkan beberapa tantangan yang dihadapi jurnalis, seperti invisible cause, distant impact, complexity and uncertainly.

“Tantangan bagi jurnalis saat ini adalah bagaimana cara mendalami isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan kepada masyarakat harus disampaikan dengan tepat sasaran. Supaya semua orang bisa ngeh sama dampak yang dirasakan dan sadar,” pungkasnya.

Penulis: ANP/G32

Top