Domus Lungus untuk Selamatkan Ikan dan Terumbu Karang Wakatobi

Reading time: 2 menit
Rancangan Domus Lungus karya Teguh Ostenrik yang akan ditenggelamkan di perairan Wakatobi. Ilustrasi: Dok. Yayasan Terumbu Rupa

Jakarta (Greeners) – Guna menyelamatkan “harta karun” bawah laut di wilayah yang menjadi destinasi utama wisata bahari di Wakatobi, maka Yayasan Terumbu Rupa yang bekerjsama dengan gerakan Coral Day akan melakukan transplantasi karang dengan menenggelamkan “rumah ikan raksasa” berbentuk sebuah instalasi seni yang terbuat dari besi berukuran 6 x 8 x 5meter dengan berat 1,5 ton.

Instalasi seni yang diberi nama Domus Lungus oleh sang pengrajin, Teguh Ostenrik ini akan menjadi rumah ikan dan pertumbuhan terumbu karang di bawah laut. Pemasangannya sendiri akan dilakukan di perairan Pantai Waha, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Teguh menceritakan kepada Greeners bahwa hampir dari keseluruhan besi yang menjadi bahan baku instalasi seni ini dibeli dari pemulung yang artinya, mayoritas bahan baku menggunakan besi-besi bekas.

Domus Lungus ini dilengkapi dengan replika longnose butterfly fish yang merupakan maskot Taman Nasional Wakatobi,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (14/08).

Sedangkan pembuatannya sendiri, terang Teguh, menggunakan teknologi biorock, yaitu menggunakan energi listrik yang didapat dari panel surya. Listrik ini bisa mempercepat pertumbuhan karang hingga delapan kali lipat. Lalu, spora akan muncul disebarkan oleh arus dan ombak, dan kemudian menempel di karang lain.

“Sumber listriknya itu berasal dari panel surya yang dipasang diatas instalasi dan akan mengapung di permukaan laut mengikuti gerak instalasi tersebut,” tambahnya.

Teguh Ostenrik. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Teguh Ostenrik. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Asrul Hanif Arifin, Ketua Yayasan Terumbu Rupa mengatakan bahwa Yayasan Terumbu Rupa menamakan instalasi tersebut sebagai ARTificial Reef, karya seni sekaligus transplantasi terumbu karang. Instalasi itu sendiri saat ini telah dikirim ke Wakatobi dari Jakarta dan siap untuk dirakit pada akhir Agustus nanti.

“Pada tanggal 1 atau 2 September akan dibawa ke laut dan ditempatkan di laguna sekitar Pantai Waha,” tutur Asrul.

Menurut Asrul, pemasangan Domus Lungus tersebut sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk ikut menyelamatkan terumbu karang. Selain itu, Domus Lungus dipasang sebagai simbol bahwa kepedulian dengan terumbu karang dan pengingat bagi penduduk setempat agar turut menjaga terumbu karangnya.

Koordinator Coral Day Indonesia, Ery Damayanti juga menambahkan, acara puncak Coral Day pada 5 September 2015 nanti akan bertepatan dengan konferensi internasional pertemuan kepala bupati Local Government Voices toward HABITAT III on a New Urban Agenda.

“Diharapkan dengan adanya kampanye ini, wisata alam bawah laut Wakatobi akan terus terjaga dan berkembang lebih baik,” tutupnya.

Sebagai informasi, tanggal 8 Mei didaulat sebagai Coral Day untuk menghargai inisiatif rehabilitasi terumbu karang di seluruh Indonesia. Tanggal ini dipilih karena sejarah restorasi terumbu karang yang dimulai oleh nelayan Desa Les, Buleleng, Bali, pada tahun 2005. Pada hari itu diturunkan blok beton bertuliskan LES yang menandakan bersihnya Desa Les dari penggunaan potasium sianida dan mulainya restorasi terumbu karang. Coral Day juga diadakan sebagai pengingat pentingnya terumbu karang bagi kehidupan manusia.

Penulis: Danny Kosasih

Top